Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. (Foto: PressTV)
Washington, Jurnas.com - Analis politik Amerika Serikat (AS) di Virginia, mengatakan, perang AS selama 18 tahun di Afghanistan sudah menjadi tanggung jawab politik bagi Presiden Donald Trump.
"Semakin banyak orang AS yang mendukung penarikan pasukan Washington dari Afghanistan," kata pemimpin redaksi AttacktheSystem.com, Keith Preston.
"Militer AS berusaha untuk menarik diri secara bertahap tanpa memberikan kesan sudah dikalahkan; Pembuat kebijakan AS tidak ingin melihat diri mereka kalah perang di Afghanistan," kata Preston kepada Press TV, Kamis (29/8).
"Saya menduga apa yang ingin mereka lakukan adalah mempertahankan pemerintahan boneka di Afghanistan yang kemungkinan besar akan berlanjut dengan cara yang sama dengan yang dimiliki pemerintah saat ini, yang pada dasarnya adalah boneka AS," tambahnya.
Trump mengatakan, AS berencana untuk mengurangi jumlah pasukan As di Afghanistan dari 14.000 menjadi 8.600 dan kemudian akan menentukan penarikan lebih lanjut.
Gagal Tumbuhkan Jenggot, 280 Anggota Pasukan Keamanan Dipecat oleh Kementerian Moral Taliban
Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Trump mengatakan, AS akan menjaga kehadiran pasukannya di Afghanistan bahkan jika Washington mencapai kesepakatan dengan Taliban.
"Kami akan mengurangi pasukan jadi 8.600 dan kemudian kami membuat keputusan dari sana. Kami akan selalu hadir," kata Trump.
Jurgen Klopp Tolak Tawaran Latih Timnas AS
Trump berulang kali menganjurkan untuk membawa pasukan AS kembali dari Afghanistan, membuatnya berselisih dengan anggota parlemen Republik seperti Senator Lindsey Graham.
Para pejabat AS sudah mengadakan beberapa putaran negosiasi langsung dengan Taliban untuk menarik pasukan Gedung Putih dengan imbalan konsesi. Kelompok militan mengatakan tidak mengakui pemerintah di Kabul.
Taliban mengatakan sudah mendekati perjanjian akhir dengan para pejabat AS terkait kesepakatan yang membuat pasukan AS menarik diri dari Afghanistan dengan syarat, negara itu tidak akan menjadi surga bagi kelompok-kelompok militan lainnya.
AS menginvasi Afghanistan untuk menggulingkan rezim Taliban yang berkuasa. Pasukan AS pertama kali dikirim ke Afghanistan setelah serangan 11 September 2001 di AS.
Pasukan AS sejak itu tetap gagal di Afghanistan di bawah Presiden George W. Bush, Barack Obama, dan sekarang, Donald Trump.
KEYWORD :Amerika Serikat Afghanistan Keith Preston