Iran akan mengembangkan uranium (Foto: AP)
Teheran, Jurnas.com - Iran mengkonfirmasi kepada Uni Eropa bahwa sudah memulai penelitian dan pengembangan nuklir tanpa batas mulai Jumat (6/9).
Ini merupakan langkah ketiga Iran setelah Eropa gagal melindungi ekonomi Negeri Para Mullah atas sanksi sepihak Amerika Serikat (AS) usai keluar dari kesepakatan nuklir 2015.
Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif mengatakan kepada Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, Iran sudah memulai kembali mengurangi komitmennya di bawah Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) karena ketidakmampuan Inggris, Perancis dan Jerman memenuhi keinginan Iran.
"Karena dampak keluarnya AS dari JCPOA dan kegagalan negara-negara Eropa memenuhi komitmen mereka di bawah JCPOA dan komunike komisi bersama, Republik Islam Iran akan menangguhkan semua komitmen JCPOA yang berkaitan dengan penelitian nuklir dan pengembangan," kata surat itu, menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi.
Dalam sebuah pernyataan Kamis (5/9) malam, Mousavi mengatakan langkah ketiga Iran merupakan respons Teheran terhadap pelanggaran yang meluas dan berlanjut terhadap perjanjian nuklir sejak AS mengundurkan diri 16 bulan lalu.
Ia mencatat, hak Iran untuk merespons dijamin dalam Pasal 36 JCPOA, yang mendefinisikan mekanisme bagi kedua belah pihak untuk menangani ketidakpatuhan.
Menurut Mousavi, Iran akan segera memberi tahu Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengenai aspek teknis dan operasional keputusannya untuk menangguhkan komitmen R&D-nya.
Chelsea Kembali Coret Sterling untuk Laga UECL
Diplomat Iran itu menegaskan, semua langkah Teheran dalam mengurangi komitmen JCPOA-nya dapat dibalik begitu Inggris, Prancis, Cina, Rusia dan Jerman kembali sepenuhnya mengimplementasikan kesepakatan.
Mousavi juga mengatakan bahwa sebagai bukti niat baik Iran akan melanjutkan negosiasi dengan pihak-pihak yang tersisa untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Juru bicara Komisi Eropa, Carlos Martin Ruiz de Gordejuela, mengatakan, keputusan itu tidak konsisten dengan JCPOA. Ia meminta Iran membalikkan langkah tersebut dan menahan diri.
Kementerian Luar Negeri Prancis meminta Iran untuk menghindari keputusan yang katanya akan merusak perjanjian nuklir.
"Iran harus menahan diri dari tindakan konkret yang tidak sejalan dengan komitmennya dan yang dapat menghambat upaya pelonggaran," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Agnes von der Muhll kepada wartawan.
Ia menambahkan bahwa Paris akan membahas pengumuman secara rinci dengan para mitranya serta IAEA.
Kantor Luar Negeri Inggris juga menyuarakan keprihatinan, menyebut keputusan Iran mengecewakan.
"Langkah ketiga ini dari komitmennya berdasarkan perjanjian nuklir sangat mengecewakan pada saat kami dan mitra Eropa serta internasional bekerja keras untuk mengurangi ketegangan dengan Iran," katanya.
KEYWORD :Kesepakatan Nuklir Iran Amerika Serikat Eropa Mohammad Javad Zarif