Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un terlihat, dalam sebuah foto yang tidak bertanggal dengan mantan Wakil Kepala Staf Umum KPA, Jenderal Pak Jong Chon. (Foto via Presstv)
Pyongyang, Jurnas.com - Korea Utara mengangkat komandan militer baru dengan keahlian di bidang artileri. Pengangkatan itu di tengah upaya Pyoangyang untuk melanjutkan program senjata nuklirnya.
Pyongyang menunjuk jenderal militer Pak Jong Chon sebagai Kepala Staf Umum Tentara Rakyat Korea," kata pejabat resmi Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) pada Jumat (6/9).
Pak menggantikan Ri Yong Gil, yang memiliki keahlian dalam operasi militer. Dikatakan bahwa keputusan itu diumumkan dalam pertemuan yang dihadiri pemimpin Kim Jong-un.
Pengangkatan itu menimbulkan spekulasi. Misalnya, seorang pembelot dan peneliti Korea Utara di ibukota Korea Selatan, Seoul, Ahn Chan-il, mentakan, Pyongyang berencana fokus pada pengembangan senjata baru.
Ia juga mengatakan, Pyongyang khususnya terancam diakuisisi Selatan jet tempur siluman F-35 AS awal tahun ini.
"Patut dicatat bahwa Pak menemani Kim Jong un selama uji coba penembakan Korea Utara atas senjata-senjata barunya," katanya, merujuk pada uji coba rudal berpemandu taktis tipe baru pada Agustus.
Kepala militer baru itu juga hadir saat Kim Jong un menghadiri uji coba sistem roket berpeluncur ganda berkaliber besar yang baru dikembangkan pada bulan Juli.
"Dengan dia sebagai perwira tinggi militer Korut, kemungkinan besar Pyongyang akan memprioritaskan artileri bersama dengan sistem senjata barunya," tambah Ahn.
Pengangkatan Pak dari kepala Komando Artileri Tentara Rakyat Korea datang pada saat pembicaraan tingkat kerja antara Utara dan AS tetap mandek, karena keduanya gagal sejak pertemuan puncak kedua antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong un di Vietnam.
Menyusul kegagalan KTT, Korea Utara berulang kali memperingatkan bahwa pihaknya mempertimbangkan untuk mengakhiri pembicaraan tentang denuklirisasi dan melanjutkan uji coba nuklir dan misilnya atas apa yang digambarkan sebagai pendirian seperti gangster dari AS.
Pekan lalu, Pyongyang juga memperingatkan bahwa harapan Korea Utara untuk perjanjian dengan Washington menghilang.
Washington sejauh ini menolak menghapus sanksi untuk memulai denuklirisai Korea Utara. Pyongyang juga sudah menghancurkan setidaknya satu lokasi uji coba nuklir dan setuju untuk mengizinkan inspektur internasional menjadi fasilitas pengujian mesin rudal.
KEYWORD :Denuklirisasi Nuklir Amerika Serikat Korea Utara Pak Jong Chon