Bendera Hong Kong (Foto: Liputan 6)
Shanghai, Jurnas.com - Hong Kong merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari China. Karena itu, Negara Tirai Bambu baru-baru ini memperingatkan bahwa segala bentuk separatisme "akan dihancurkan".
Surat kabar China Daily melaporkan, unjuk rasa Minggu (8/9) di Hong Kong merupakan bukti terbaru bahwa pasukan asing berada di balik aksi protes yang dimulai pada pertengahan Juni.
Dengan demikian, Beijing memberikan wanti-wanti supaya para demonstran segera berhenti mencoba kesabaran pemerintah pusat.
Sesekali Bentrok soal Batas Laut Cina Selatan, Tiongkok-Vietnam Menandatangani 14 Kesepakatan
Sebelumnya, China menuding pasukan asing berusaha menyakiti Beijing dengan menciptakan kekacauan di Hong Kong, dengan memboncengi RUU ekstradisi yang memungkinkan tersangka diadili di pengadilan yang dikontrol Partai Komunis.
Kemarahan atas RUU itu tumbuh menjadi protes keras, yang terkadang menyerukan referendum bagi Hong Kong, yang kembali ke pemerintahan Cina pada 1997 di bawah formula "satu negara, dua sistem".
Pemimpin Hong Kong Carrie Lam secara resmi membatalkan RUU tersebut minggu lalu, sebagai bagian dari konsesi yang bertujuan untuk mengakhiri protes.
"Hong Kong adalah bagian yang tidak terpisahkan dari China, dan itu adalah garis yang tidak boleh ditentang oleh siapa pun, tidak oleh demonstran, tidak pula oleh pasukan asing yang memainkan permainan kotor mereka," demikian laporan China Daily dalam tajuknya pada Senin (9/9).
"Demonstrasi di Hong Kong bukan tentang hak atau demokrasi. Mereka adalah hasil dari campur tangan asing. Jangan sampai pengekangan pemerintah pusat disalahartikan sebagai kelemahan, biar jelas pemisahan diri dalam bentuk apa pun akan dihancurkan," lanjut laporan itu.
Sementara kantor berita negara Xinhua mewartakan dalam artikel terpisah, bahwa aturan hukum perlu diwujudkan. Hong Kong juga berpeluang membayar penalti yang lebih besar dan lebih berat, jika situasi saat ini berlanjut.
KEYWORD :Hong Kong Aksi Protes China Separatisme