Ilustrasi penjara (foto:Memo)
Jakarta, Jurnas.com - Puluhan warga Palestina secara paksa menghilang di Arab Saudi dan nasib mereka tetap tidak diketahui, menurut kesaksian oleh keluarga mereka yang diberikan kepada kelompok hak asasi yang berbasis di Swiss.
Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania, organisasi independen, hak-hak nirlaba, mengumumkan informasi itu dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (7/9).
Dikatakan pihaknya tidak dapat memberikan jumlah pasti warga Palestina yang menghilang secara paksa di Arab Saudi. Namun, ia mengatakan mereka memiliki nama-nama sekitar 60 warga Palestina.
Komunitas Palestina di Arab Saudi percaya bahwa jumlah sebenarnya yang menjadi korban penculikan jauh lebih tinggi.
Euro-Med mengatakan, warga Palestina yang ditahan di antaranya adalah mahasiswa, penduduk, pengusaha, dan akademisi sudah sepenuhnya terisolasi dari dunia luar tanpa ada dakwaan terhadap mereka.
Mereka belum dibawa ke pengadilan, atau diizinkan berkomunikasi dengan kerabat atau pengacara mereka.
"Kampanye penangkapan warga Palestina di Arab Saudi hanyalah satu dari serangkaian panjang pelanggaran hak asasi manusia di negara itu," kata Selin Yasar, petugas komunikasi dan media Euro-Med, mengatakan.
Demokrat Waspadai Kehadiran Kelompok pro-Palestina yang Tuntut Embargo Senjata dalam Konvensi
Istri salah seorang insinyur Palestina yang sudah bekerja di sebuah perusahaan Saudi mengatakan suaminya menghilang tanpa jejak dan hingga kini belum mengetahui nasib suaminya.
"Rasa sakit terbesar saya adalah tidak tahu apa-apa tentang suami saya. Saya tidak tahu apakah dia hidup, mati, sehat atau disiksa, dan ini membuat kepergiannya lebih menyakitkan bagi anak-anak saya, orang tuanya, dan saudara-saudaranya," katanya.
Keluarga dan teman-temannya mengatakan pemerintah Saudi tidak akan menanggapi pertanyaan tentang nasibnya.
"Euro-Med menganggap praktik otoritas Saudi sebagai pelanggaran mencolok terhadap persyaratan keadilan, yang menjamin semua orang hak atas pengadilan yang adil termasuk mengetahui tuduhan terhadap mereka, hak untuk pertahanan dan akses ke pengacara," kata pernyataan itu.
Kelompok hak asasi menyerukan Raja Saudi Salman bin Abdul Aziz untuk memerintahkan otoritas eksekutif untuk segera mengungkap nasib warga Palestina yang hilang.
Ini juga mendesak komunitas internasional dan sekutu kerajaan Arab di Barat untuk menekan Riyadh untuk mengakhiri penghilangan paksa warga negara dan orang asingnya dan untuk mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia yang mencolok di Arab Saudi.
Selama dua tahun terakhir, pihak berwenang Saudi telah mendeportasi lebih dari 100 warga Palestina dari kerajaan tersebut, sebagian besar dengan tuduhan mendukung gerakan perlawanan Hamas secara finansial, politik, atau melalui situs jejaring sosial.
KEYWORD :Arab Saudi Palestina Warga Timur Tengah