Presiden AS Donald Trump menghadiri Piknik Kongres di Halaman Selatan Gedung Putih di Washington, DC, pada 21 Juni 2019. (Foto: AFP)
Washington, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan perundingan damai dengan Taliban sudah "mati" alias berakhir.
Pernyataan itu disampaikan tak lama setelah Trump membatalkan pertemuan yang suda direncanakan sebelumnya sebagai balasan atas serangan mematikan puluhan orang, termasuk tentara AS.
"Sejauh yang saya ketahui, kesepakan itu sudah mati. Mereka berpikir bahwa mereka harus membunuh orang untuk menempatkan diri dalam posisi negosiasi yang sedikit lebih baik. Ketika mereka melakukan itu, mereka membunuh dua belas orang; satu orang adalah seorang prajurit AS yang hebat," kata Trump, kepada wartawan di Gedung Putih.
Sebelumnya pada Senin (9/9), Trump membantah laporan bahwa mengesampingkan pejabat tinggi pemerintahan, termasuk Wakil Presiden Mike Pence, saat merencanakan pertemuan rahasia dengan Taliban di Camp David.
Ia mengatakan laporan tentang pertikaian dalam pemerintahannya adalah berita palsu."Saya selalu berpikir bahwa bertemu dan berbicara itu baik, tetapi dalam kasus ini saya memutuskan untuk tidak melakukannya," kata Trump.
Gagal Tumbuhkan Jenggot, 280 Anggota Pasukan Keamanan Dipecat oleh Kementerian Moral Taliban
"Kami telah melayani sebagai polisi di Afghanistan ... Selama empat hari terakhir, kami telah memukul musuh kami lebih keras daripada yang pernah terjadi selama sepuluh tahun terakhir," tambahnya.
Trump membatalkan pertemuan setelah serangan yang diklaim oleh Taliban di Kabul pekan lalu yang menewaskan 12 orang, termasuk seorang tentara AS.
Pertemuan di Kamp David akan berlangsung hanya tiga hari sebelum Washington memperingati serangan 11 September 2001 yang menewaskan 3.000 orang. Perundingan itu dimaksudkan untuk mencari solusi bagi konflik di Afghanistan.
Sementara itu, pasangan Milenia itu sedang berusaha untuk menarik sebagian besar dari 14.000 tentara AS di Afghanistan menjelang pemilihan presiden 2020.
KEYWORD :Amerika Serikat Donald Trump Taliban