Ratusan kontainer yang diduga berisi limbah plastik masih tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Jakarta, Jurnas.com- Asosiasi Masyarakat Maritim, Logistik dan Transportasi atau Indonesia Maritime Logistic Transportation Watch (IMLOW), mendesak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) segera melakukan pemeriksaan terhadap ratusan kontainer impor yang diduga berisi sampah plastik yang sampai saat ini menumpuk di pelabuhan Tanjung Priok.
Sekjen IMLOW, Achmad Ridwan Tentowi mengatakan, pihaknya bahkan menerima informasi bahwa, diantara kontainer-kontainer itu sudah ada yang mengendap lebih dari 60 hari di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.
"Apabila dibiarkan atau terlambat pemeriksaannya sehingga terlambat untuk di re-ekspor akan menyebabkan terganggunya kelancaran arus barang dan juga akan menyebabkan makin tingginya biaya penumpukan di pelabuhan sehingga akan menyulitkan proses re-ekspornya," ujar Achmad Ridwan, Rabu (11/9/2019).
Dia mengatakan, berlarutnya penyelesaian masalah itu pada akhirnya berpotensi ratusan kontainer impor yang diduga berisi sampah atau limbah plastik tersebut di abandon oleh importirnya seperti kejadian sebelumnya pada beberapa tahun lalu.
"Jadi instansi berwenang mesti tegas, dalam hal ini KLHK mesti menyatakan apakah kontainer impor limbah itu dapat direlease keluar pelabuhan atau harus dire-ekspor mengingat dari jumlah peti kemas impor berisi sampah itu sudah banyak mengendap di terminal peti Kemas maupun fasililitas TPS di pabean Priok , bahkan sudah ada yang mengendap lebih dari enampuluh hari," ucap Ridwan.
Berdasarkan catatan IMLOW, imbuhnya, masuknya sampah plastik impor dalam jumlah besar tersebut bukan kejadian yang pertama kali. Juga telah terjadi beberapa kali abandon (kontainer impor tdk diurus lagi oleh importirnya) di pelabuhan Priok yang akhirnya menyulitkan semua pihak terkait dalam pengurusannya.
"Kalau kontainer impor itu sampai di abandon akan menjadi kerugian besar buat kita semua lantaran tidak ada yang bertanggung jawab mengenai biaya-biaya di pelabuhannya seperti handling, storage dan lainnya," paparnya.
Ridwan mengatakan, menumpuknya ratusan kontainer yang terlalu lama di pelabuhan sangat berpotensi memengaruhi kelancaran arus barang dan logistik dari dan ke pelabuhan Priok akibat kepadatan pada yard occupancy ratio (YOR) di terminal peti kemas maupun di TPS.
Saat ini, di Pelabuhan Tanjung Priok terdapat lima fasilitas terminal peti kemas yang layani ekspor impor yakni: Jakarta International Container Terminal (JICT), Terminal Peti Kemas Koja, New Priok Container Terminal One (NPCT-1), Terminal Mustika Alam Lestari (MAL), dan Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok.
KEYWORD :IMLOW KLHK limbah kontainer Pelabuhan Tanjung Priok