Penanggung jawab Program Upaya Khusus (Upsus) Bandung, Ugi Sugiharto.
Bandung, Jurnas.com - Petani di Bandung, Jawa Barat masih melakukan gerakan tanam yang difokuskan untuk mengejar target di bulan September. Kemarau kali ini seolah bukan halangan, melaikan peluang untuk memanfaatkan lahan kering.
"Kemarau bukanlah halangan, tetapi menjadi kesempatan untuk memanfaatkan lahan yang kering. Bagaimana mensiasati hal tersebut, sudah dipersiapkan secara matang," ujar Kepala Bagian Perencaan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Ugi Sugiharto, Kamis (12/9).
Uji, yang juga selaku Penanggung jawab Program Upaya Khusus (Upsus) Bandung, mengatakan, sudah penyedian benih tahan kering maupun penyediaan sarana untuk pengairan jauh-jauh sebelumnya.
B50, Bukti Komitmen Pemerintah Sediakan Energi dan Naikkan Nilai Tambah Komoditas Pertanian
Ugi menegaskan pertanaman bulan September akan menjadi penentu perhitungan produksi di tahun 2019 ini. Selain itu, untuk mengamankan stok di bulan Desember yang biasanya secara siklus tahunan jumlahnya berkurang.
"Kita ingin tidak ada lagi yang akan beralasan produksi berkurang karena musim paceklik," tegasnya.
Ia menyontohkan petani di Desa Wargamekar, Kecamatan Balendah, Kabupaten Bandung pada Rabu kemarin (11/9) dengan semangat melakukan Gerakan Percepatan Olah Tanah Tanam (GPOT).
"Ini adalah terobosan Kementan untuk mendorong petani tetap tanam dengan memanfaatkan sumber air yang ada," ujar Ugi.
"Kami bantu benihnya, kalau perlu pompa ataupun sumur pantek silahkan hubungi Ditjen Tanaman Pangan. Silahkan juga cari sumber air terdekat untuk bisa dilakukan pompanisasi ataupun pipanisasi," sambungnya.
Operasional gerakan tanam bersama petani yang dikoordinir Kementan ini melibatkan juga dinas pertanian Kabupaten Bandung, petugas penyuluh pertanian, petugas pengamat OPT, mantra tani dan babinsa.
Pada gerakan tanam tersebut diserahkan bantuan benih gratis bantuan varietas ciherang seluas 120 hektar, pompa 6 inch dua unit, dan sumur pantek 10 unit.
Tisna Umaran selaku Kepala Dinas Pertanian Bandung menyambut positif upaya yang dilakukan Kementan selama ini “Yang pasti, selanjutnya kami akan terus mendukung dengan melakukan pengawalan baik oleh PPL, POPT maupun mantritani,” ujar Tisna
Luas pertanaman padi selama bulan Oktober 2018- Juli 2019 di Kabupaten Bandung seluas 92.869 hektare. Meskipun musim kemarau, dengan mengoptimalkan sumber air sungai terdekat, petani bertekad menyelesaikan pertanaman 120 hektar dalam waktu 10 Hari.
"Kami ingin GPOT jadi solusi cepat penanganan kekeringan dan pengamanan produksi di musim kemarau,” pungkas Tisna.
KEYWORD :Kinerja Menteri Pertanian Jawa Barat Ugi Sugiharto Musim Kemarau