Inspektur Jenderal Kementan, Justan Riduan Siahaan menutup Pekan Daerah II Petani-Nelayan Provinsi Kalimantan Utara, di Kabupaten Bulungan, Kamis (12/9).
Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan, pola menggabungkan pertanian dan perikanan bisa menghemat biaya produksi hingga 70 persen.
Demikian kata Inspektur Jenderal Kementan, Justan Riduan Siahaan saat mewakili Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menutup Pekan Daerah (PEDA) II Petani-Nelayan Provinsi Kalimantan Utara, di Kabupaten Bulungan, Kamis (12/9).
Menurut Justan, sejak dulu sudah ada pola menggabungkan perikanan dan pertanian. Misalnya, pola tanam Mina–Padi, yaitu menggabungkan penanaman padi dan penebaran ikan di lahan yang sama.
Terima PJ Gubernur Kaltim, Ketua MPR Dorong Pemakaian Angkutan Listrik Untuk Angkutan Tambang
"Yang paling cocok di sini (Kalimantan Utara) adalah Ugadi, yaitu menggabungkan penanaman padi dan penebaran udang galah," ujar Justan.
Justan mengungkapkan, pola seperti ini sudah berkembang di beberapa wilayah di Jawa, salah satunya di Yogyakarta.
"Pertanian itu bisa efisien jika digabung dengan perikanan. Karena jika hanya padi kita mesti harus memberi pupuk, tenaga kerja dan lain-lain. Itu sangat tinggi ongkosnya," kata Justan.
Di dunia ini sudah banyak contoh, lanjut Justan, misalnya di India menyebutnya, budget farming dalam artian dari kotoran hewan itu tercipta pupuk untuk tanaman tanpa harus merogoh kocek.
"Tapi di sini kita tidak berani menyebutnya budget farling, tetapi low budgeting. Atau bisa menghemat biaya produksi hingga 70 persen," kata Justin.
Karena itu, kata Justan, Kementan terus mendorong semua petani untuk mensinergikan padi, pemeliharaan sapi dan lain-lain.
"Jadi, lagi-lagi karena kita negara agraris tidak boleh lengah karena sedikit saja perhatian kita berikan outputnya langsung kelihatan," sambungnya.
KEYWORD :Kalimantan Timur Pekan Daerah Justan Riduan Siahaan