Capt. Ni Putu Cahyani Negara, Nakhoda Kapal Negara (KN) Alugara dari Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) atau Sea and Coast Guard Kelas I Tanjung Priok, Jakarta.
Jakarta, Jurnas.com - Hari Pelaut Sedunia atau Day of Seafarers tahun 2019 yang jatuh pada 25 Juni lalu mengusung tema “I Am On Board With Gender Equality”. Organisasi maritime dunia atau International Maritime Organization (IMO) menggaungkan tema Empowering Women In Maritime Community. Tujuannya tentu saja bukan semata kampanye mengenai pemberdayaan perempuan di komunitas maritim. Lebih dari itu, IMO berkomitmen kuat membantu negara anggotanya mencapai 17 Sustainable Development Goals (SDGs) atau 17 Cita-cita Pembangunan Berkelanjutan yang menjadi Agenda PBB 2030, terutama Poin 5 yang berbunyi “Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua wanita dan anak perempuan”.
Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut juga memberikan apresiasi terhadap jasa para pelaut sekaligus menegaskan komitmen kesetaraan gender baik laki-laki maupu perempuan untuk berperan sebagai pelaut yang andal.
“Momen Hari Pelaut Sedunia tahun ini memberikan peluang besar bagi perempuan untuk menunjukkan peran dan kontribusi yang telah mereka berikan dalam berbagai karir dan profesi maritim, khususnya pelaut,” ujar Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Capt. Sudiono saat memperingati Day of Seafarers 25 Juni lalu.
Saat ini, dunia maritim tengah mengedepankan pentingnya perempuan dalam jajaran profesional profesi pelaut. Dengan adanya kesetaraan dan pemberdayaan perempuan dalam komunitas maritim diangkat menjadi tema Hari Maritim Sedunia tahun ini, diharapkan dapat memberikan gaung yang kuat dan meluas.
Kemampuan pelaut wanita tidak boleh dipandang sebelah mata. Dari rekam jejak, pelaut perempuan cukup baik dan perlu diperhitungkan. Mereka harus memeroleh hak yang sama dalam bekerja maupun peluang jenjang karier.
Terlebih, Indonesia sebagai anggota Dewan IMO Kategori C juga ikut merayakan hari pelaut sedunia bersama negara-negara maritim dunia lainnya. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki jumlah pelaut yang terbesar di dunia.
Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum Women In Maritime Indonesia (WIMA-INA) Chandra Motik (kanan) dan Carmelita Hartoto.
Indonesia memiliki figur-figur wanita tangguh di dunia maritim. Nama-nama seperti Chandra Motik, pakar hokum kelautan yang sekarang sebagai Ketua Umum Women In Maritime Indonesia (WIMA - INA), sebuah organisasi para pelaut wanita yang mendapat dukungan penuh dari IMO. Ada juga Ketua Umum INSA (Indonesian National Shipowners’ Association) Carmelita Hartoto yang sudah sangat akrab di telinga setiap orang yang mendengarnya. Bahkan di era pra kemerdekaan, kita juga mengenal Ratu Kalinyamat dan Laksamana Malahayati yang terkenal sebagai pemimpin armada kapal perang yang berani dan gigih.
Selain mereka ada juga Capt. Entin Kartini, nakhoda kapal barang dan kapal penumpang pertama yang dimiliki Indonesia. Kemudian Capt Suarniati, Ketua Umum Indonesian Female Mariner (IFMA) 2016. Capt Agustin Nurul Fitriyah yang menjadi nakhoda wanita pertama kapal tanker di Indonesia. Selanjutnya Capt Pipin Rokhmat Kasmali, kapten di kapal konservasi/riset milik Amerika Serikat OSV (Offshore Supply Vessel) Rylan-T. Kemudian Capt Vera Malinda, nakhoda wanita pertama kapal tugboat Indonesia, PSL Baldwin dengan semua awaknya merupakan pelaut-pelaut wanita. Di kapal negara kita kenal Capt. Ni Putu Cahyani Segara, Nakhoda KN Alugara P.114 milik Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) atau Sea and Coast Guard Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Juga Capt. Desi Susanti yang menjadi komandan KN Sarotama P.112 dari Pangkalan PLP Kelas I Tanjung Uban.
Mereka merupakan melati-melati Ibu Pertiwi yang mengharumkan kedaulatan negeri melalui kontribusi mereka dalam kemaritiman, menembus lingkar batas stigma dan membuktikan bahwa wanita juga mampu menaklukkan samudra.
Sebagai informasi, penetapan Hari Pelaut Sedunia setiap tanggal 25 Juni adalah hasil dari kesepakatan akhir sidang IMO tentang Standard Training of Watchkeeping for Seafarers (STCW) 1978 amandemen 2009 pada 21- 25 Juni 2010 di Manila. Sejak tahun 2011 di setiap tanggal 25 Juni diperingati sebagai Hari Pelaut Sedunia.
KEYWORD :Women In Maritime WIMA Perhubungan Laut