Sabtu, 23/11/2024 02:40 WIB

Wajah Haru Warga Kampung Segeram Miliki SMP Perdana

Ini merupakan SMP pertama di Kampung Segeram yang dibangun pada 2018 lalu, demikian penuturan Faisal, Ketua RW Kampung Segeram.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy (Foto: Muti/Jurnas.com)

Natuna, Jurnas.com – Kesan sunyi ala pedesaan masih menyelimuti Kampung Segeram, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, saat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, tiba di desa yang berlokasi di bagian barat Pulau Natuna Besar.

Kampung yang ditempuh selama 1,5 jam dengan menggunakan kapal cepat (speed boat) dari Pelabuhan Binjai tersebut, memiliki sebuah dermaga kecil. Tidak mewah. Hanya bermodalkan tiang-tiang kayu yang sudah berwarna kehitaman akibat tergerus air laut.

Buritan pun merapat tanpa kesulitan. Kedua tali dikaitkan ke sisi dermaga, agar kapal tidak terbawa arus. Di daratan, warga kampung yang berpakaian khas adat melayu sudah menyambut, siap mengantar rombongan menuju Sekolah Menengah Pertama (SMP) 03 Satu Atap (Satap) Bunguran Barat.

Ini merupakan SMP pertama di Kampung Segeram yang dibangun pada 2018 lalu, demikian penuturan Faisal, Ketua RW Kampung Segeram. Dia mengaku, puluhan tahun para orang tua terpaksa berpindah rumah ke pulau seberang, Pulau Sedanau, jika anak-anak mereka sudah lulus sekolah dasar (SD).

“Dulunya masyarakat kami, anak-anak lulus SD, orang tuanya harus pindah, karena demi menyekelolahkan anaknya,” tutur Faisal kepada Mendikbud pada Kamis (19/9) di Natuna, Kepulauan Riau, dalam kunjungan kerja digitalisasi sekolah, program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).

Tidak hanya sekolah, dia juga mengeluhkan listrik. Hingga hari ini, masyarakat menyebut belum teraliri listrik PLN. Mereka cuma mengandalkan listrik yang berasal dari tenaga surya.

Demikian pula akses infrastruktur. Faisal menyampaikan, kendati kampungnya berada satu daratan dengan Pulau Natuna Besar, akses jalan dari kecamatan terdekat, Klari, sudah rusak.

“Selanjutnya, yang kami titip kepada bapak presiden, jalan penghubung antara Segeram dan Klari diperbaiki, karena itu jalan sudah sangat rusak,” ujar dia.

Cerita Faisal dibenarkan Kepala Sekolah SD-SMP Terpadu Satap Supriatno. Dia menuturkan, sebelum ada SMP, siswa harus naik perahu ke Pulau Sedanau yang berjarak 45 menit dari Kampung Segeram.

Pun jangan ditanya soal internet. Supriatno mengaku tidak ada jaringan internet di Kampung Segeram, yang dinilai sebagai kendala untuk melakukan komunikasi, maupun pemanfaatan teknologi digital.

“Kami ini kan daerah sulit. Tapi bantuan belum ada. Kami di-WA (WhatsApp, Red), apa itu? Ah internet itu putar lama betul. Susah betul,” ucap Supriatno.

Merespon hal ini, Mendikbud Muhadjir Effendy meminta masyarakat memanfaatkan ruang kelas di SMP baru sebagai pusat kegiatan belajar. Tidak hanya anak-anak, para orang dewasa yang sempat putus sekolah pun diimbau ikut belajar.

Caranya, lanjut Muhadjir, ialah dengan melanjutkan ke Paket A bagi yang belum lulus SD, Paket B bagi yang belum lulus SMP, dan Paket C bagi yang belum lulus SMA.

“Mulai sekarang didata yang belum tamat SMA dan SMP bisa ikut kursus paket,” imbau Mendikbud.

“Belajar tidak boleh malu. Yang tidak mampu tidak usah dipaksa. Keterampilan ya, diberi keterampilan nanti,” lanjut dia.

Adapun untuk merealisasi hal tersebut, Muhadjir sudah menginstruksikan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas), agar mengirimkan modul, yang bisa digunakan masyarakat Kampung Segeram untuk belajar.

“Nanti kami kirim paket-paket, agar setelah ngaji dan tahlilan belajar. Agar bisa dapat ijazah SD, ijazah SMP. Jadi, nanti nonton TV-nya di sini (sekolah) saja sambil belajar. Pak guru, bu guru pagi mengajar siswa-siswa, malamnya membimbing yang sepuh,” kata Muhadjir disambut gelak tawa.

Kegiatan penandatanganan prasasti SMP 03 Satap Bunguran Barat juga diisi dengan pembagian 500 buku dari Yayasan Bakti Nusantara, yang dilanjutkan dengan penyuluhan gizi, pelatihan menulis dan membaca, dan peningkatan kompetensi guru, tenaga kesehatan, dan orang tua.

KEYWORD :

Kampung Segeram Pendidikan Perbatasan Mendikbud Muhadjir Effendy Natuna




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :