Sabtu, 23/11/2024 14:48 WIB

Kongres I PERKASA, Wadah Para Tukang Melawan Radikalisme

Tingkat perekonomian para tukang rata-rata adalah kelas menengah kebawah, sehingga rentan terhadap pengaruh radikalisme.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama Haidar Alwi saat kongres I Perkasa

Jakarta, Jurnas.com - Para tukang bangunan seluruh Indonesia kini memiliki wadah bernama Perkumpulan Tukang Bangunan Indonesia (PERKASA).

PERKASA juga telah menggelar Kongres I dan mengusung tema "Tukang Bangunan Indonesia Bertekad untuk Mensukseskan Pembangunan di Seluruh Pelosok Nusantara" di Jakarta, Sabtu (21/9/2019).

Acara itu dihadiri Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pejabat lintas kementerian, perwakilan pengurus `PERKASA` daerah, dan ratusan tukang.

Ketua Pembina Perkumpulan Tukang Bangunan Indonesia (PERKASA) Haidar Alwi mengatakan, salah satu tujuan dibentuknya PERKASA adalah untuk melindungi para tukang dari serangan paham-paham radikalisme, intoleransi, sekaligus juga meningkatkan kesejahteraan para tukang.

"Jumlah tukang bangunan di Indonesia berdasarkan data Wijaya Karya sekitar 17 juta. Kalau dikali tiga karena ada istri dan anak, maka menjadi 54 juta. Ini jumlahnya luar biasa signifikan," jelas Haidar, saat Kongres I PERKASA di Jakarta, Sabtu (21/9/2019).

Kata Haidar, tukang bangunan ini termasuk sangat rentan terpapar paham radikalisme, intoleransi, dan perpecahan. Apalagi tingkat perekonomian para tukang rata-rata adalah kelas menengah kebawah.

"Saya melihat itu karena kita tahu persis tukang itu ekonominya menengah ke bawah, jadi sangat rentan untuk menjadi incaran kaum radikalisme dan intoleransi," tegasnya.

Haidar menilai, radikalisme dan intoleransi merupakan ancaman nyata karena isu ini masuk ke sendi-sendi kehidupan bangsa sampe ke bawah.

"Semua isu pasti dikaitkan ke sana. Misalnya di Pupua, isu asap di Riau itu semua pasti itu dikait-kaitkan ke radikalisme dan intoleransi," jelas Haidar.

Oleh sebab itulah, lanjutnya, PERKASA akan mewadahi para tukang seluruh Indonesia untuk waspada, karena Indonesia masuk kategori darurat radikalisme dan intoleransi.

Selain membangun benteng bagi para tukang dalam melawan radikalisme, Haidar menegaskan PERKASA akan memperkuat kesejahteraan ekonomi para tukang.

Apalagi di era Jokowi ini, banyak infrastruktur dibangun dan membutuhkan tenaga para tukang. Namun demikian, Haidar ingin agar PERKASA bisa membangun kemandirian para tukang dengan memperkuat skill dan adaptif terhadap perkembangan jaman.

"Maka kita lakukan terobosan dengan membuat aplikasi. Kalau masyarakat butuh tenaga tukang, misalnya karena listriknya mati, atap rumahnya bocor, selang airnya mampet dan sebagainya, maka bisa mendapat solusi melalui aplikasi yang kita buat. Cukup klik maka tukang akan datang," jelas Haidar.

Dalam menjalankan sistem online itu, Haidar mengatakan PERKASA bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR akan memberikat sertifikasi kepada para tukang, agar mereka memenuhi standar kualitas pertukangan.

"Dengan sertifikasi ini, artinya kita juga menjaga konsumen, karena tukang yang ada dalam aplikasi PERKASA sudah pasti memenuhi standar. Bagi temen-temen yang belum lulus sertifikasi akan kita latih sampai dia lolos dan memenuhi standar untuk sertifikasi," jelas Haidar.

Haidar sendiri meyakini, tingkat kesejahteraan para tukang bangunan akan terus meningkat, apalagi Presiden Jokowi punya konsern besar terhadap pembangunan infrastruktur.

"Pak Jokowi itu jenderalnya pembangunan infrastruktur. Letjennya Menteri PUPR Pak Basuki Hadimuljono yang sangat konsisten dalam pembangunan infrastruktur. Bahkan beliau datang pada kongres I PERKASA ini," jelas Haidar Alwi.

KEYWORD :

PERKASA tukang bangunan Haidar Alwi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :