Presiden AS Donald Trump menghadiri Piknik Kongres di Halaman Selatan Gedung Putih di Washington, DC, pada 21 Juni 2019. (Foto: AFP)
Washington, Jurnas.com - Ketua DPR Amerika Serikat (AS), Nancy Pelosi, mengatakan, Presiden Donald Trump menutup mata terhadap kekerasan yang berkelanjutan di Arab Saudi terhadap warga Yaman yang tidak bersalah.
Pelosi menyampaikan pernyataan itu dalam sebuah pernyataan yang dirilis di akun Twitter Sabtu (21/9) sehari setelah Trump menyetujui rencana untuk mengirim pasukan ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Ia menggambarkan keputusan Trump sebagai upaya keterlaluan karena menghindari kehendak Kongres.
Merujuk pada serangan Riyadh terus-menerus terhadap pria, wanita, dan anak-anak yang tak terhitung jumlahnya, Pelosi mengecam Trump karena menutup mata atas kekerasan terhadap warga Yaman yang tidak bersalah.
Kasus lainnya adalah pembunuhan yang mengerikan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi dan kejahatannya pelanggaran hak asasi manusia, yang mewakili krisis moral dan kemanusiaan.
"AS tidak bisa membiarkan lebih banyak kebrutalan dan pertumpahan darah," tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, AS sudah bosan dengan perang dan tidak tertarik memasuki konflik Timur Tengah lainnya, khususnya atas nama Arab Saudi.
Sebelumnya, Jumat (20/9), Pentagon mengumumkan akan mengirim bala bantuan ke Arab Saudi setelah serangan pesawat tak berawak baru-baru ini pada dua fasilitas minyak utama yang dimiliki raksasa minyak negara Saudi Aramco.
"Keputusan itu dibuat atas permintaan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab," menurut Departemen Pertahanan AS.
Pentagon mengatakan pengerahan itu akan melibatkan sejumlah pasukan moderat untuk apa yang disebutnya "defensif."
"Menanggapi permintaan kerajaan itu, presiden telah menyetujui pengerahan pasukan AS, yang akan bersifat defensif dan terutama berfokus pada pertahanan udara dan rudal," kata Menteri Pertahanan AS, Mark Esper.
"Kami juga akan bekerja untuk mempercepat pengiriman peralatan militer ke kerajaan Arab Saudi dan UEA untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk mempertahankan diri," tambahnya.
Pentagon sebelumnya berencana mengirim baterai anti-rudal, drone dan lebih banyak jet tempur ke Teluk Persia, menurut Reuters. Washington juga mempertimbangkan untuk mempertahankan kapal induk di wilayah tersebut tanpa batas waktu.
Keputusan baru datang setelah pejuang Yaman Houthi Ansarullah melakukan pemogokan pada dua fasilitas yang berlokasi di Abqaiq dan Khurais pada 14 September
Serangan itu menyebabkan penghentian sekitar 50 persen produksi minyak mentah dan gas kerajaan Arab, yang berujung pada lonjakan harga minyak.
KEYWORD :Arab Saudi Amerika Serikat Donald Trump Kilang Minyak Nancy Pelos