Sabtu, 23/11/2024 09:18 WIB

Trump Tegaskan Tak akan Cabut Sanksi di Iran, Jika..

 Trump kembali melontarkan tudingan yang tidak berdasar terhadap program nuklir dan rudal balistik sipil Iran, serta dukungan Teheran bagi orang-orang di negara-negara yang dilanda perang Suriah dan Yaman.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyampaikan pidatonya selama pertemuan di Majelis Umum PBB ke-72 di Markas Besar PBB, New York, 24 September 2019. (Foto: AFP)

New York, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengancam akan memperketat sanksi terhadap Iran. Ia menuding Republik Islam Iran jadi ancaman Timur Tengah.

"Selama perilaku mengancam Iran berlanjut, sanksi tidak akan dicabut. Sanksi diperketat," tegas Trump pada pertemuan Majelis Umum PBB ke-72 di New York, Selasa (24/9).

Pada pidato ketiganya ke PBB, Trump kembali melontarkan tudingan yang tidak berdasar terhadap program nuklir dan rudal balistik sipil Iran, serta dukungan Teheran bagi orang-orang di negara-negara yang dilanda perang Suriah dan Yaman.

Pada akhir Agustus lalu, Presiden Prancis, Emmanuel Macron menyatakan harapannya presiden Iran dan AS bisa mengadakan pertemuan di sela pertemuan Majelis Umum PBB.

Namun, Iran dengan tegas menyatakan bahwa mereka tidak akan duduk melakukan pertemuan bilateral dengan Trump tetapi terbuka dengan pertemuan multilateral dengan Inggris, China, Prancis dan Rusia, ditambah Jerman, termasuk AS jika Washington mengakhiri perang ekonominya terhadap Iran.

Pidato Trump menyusul meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah serangan terhadap infrastruktur minyak Arab Saudi. Dalam pidatonya, pasangan Melanian itu menuduh Iran melakukan serangan.

Iran telah menolak klaim keterlibatan dalam serangan balasan Yaman di jantung kerajaan industri minyak.

Presiden Iran Hassan Rouhani tiba di New York pada Senin (23/9) untuk menghadiri Majelis Umum PBB, di mana ia berencana untuk menyampaikan pesan perdamaian Timur Tengah kepada dunia.

"Kami berharap dalam situasi yang sangat sensitif di kawasan hari ini kami akan dapat menyampaikan pesan dari negara-negara regional kami, yang merupakan pesan perdamaian regional dan mengakhiri segala gangguan di wilayah sensitif Teluk Persia dan Timur Tengah," Kata Rouhani setibanya di Bandara Internasional John F. Kennedy.

Sebelum berangkat ke New York, Rouhani mengatakan kepada wartawan di Teheran bahwa inisiatif perdamaian yang akan segera ia nyatakan di Majelis Umum PBB bertujuan untuk menciptakan perdamaian jangka panjang di Teluk Persia.

Rouhani mengatakan Hormuz Peace Initiative (HOPE) miliknya dirancang untuk mencakup semua negara di kawasan itu dan bertujuan untuk memperluas kerja sama di luar keamanan regional.

Merujuk intervensi militer AS di Timur Tengah sebagai contoh, Rouhani mengatakan sejak memasuki wilayah tersebut pada tahun 2001, Gedung Putih sudah gagal mengembalikan ketenangan ke negara-negara yang telah dikerahkan pasukannya.

KEYWORD :

Majelis Umum PBB Amerika Serikat Donald Trump




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :