Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump menghadiri pertemuan bilateral di sela KTT G20 di Osaka pada 29 Juni 2019. (Foto: AFP)
Jakarta, Jurnas.com - Amerika Serikat mengutuk China karena "kampanye penindasan brutal" terhadap populasi Muslimnya dan mendesak PBB untuk menyelidiki tindakan keras terhadap minoritas agama.
Wakil Sekretaris Negara AS John Sullivan mencatat tuduhan pelecehan yang dilakukan oleh Tiongkok terhadap muslim Uighur dan kelompok-kelompok minoritas Muslim lainnya, sambil menyerukan PBB untuk mencari "akses langsung, tanpa hambatan dan tanpa pengawasan ke Xinjiang."
Didukung oleh lebih dari 30 negara dan 20 organisasi nirlaba, Amerika Serikat mendesak PBB untuk melakukan penyelidikan.
Sesekali Bentrok soal Batas Laut Cina Selatan, Tiongkok-Vietnam Menandatangani 14 Kesepakatan
"Kami mendesak PBB untuk menyelidiki dan memonitor secara dekat pelanggaran hak-hak China, termasuk penindasan kebebasan dan kepercayaan agama," katanya dilansir UPI.
"Merupakan kewajiban setiap negara anggota di ruangan ini untuk memastikan bahwa PBB dapat melakukan tugasnya," tambahnya.
Dia mengatakan sejak April 2017, pemerintah China telah menahan lebih dari 1 juta orang di kamp-kamp interniran Xinjiang barat laut di mana telah ada laporan kerja paksa, penyiksaan dan "perlakuan kejam lainnya, tidak manusiawi atau merendahkan martabat."
Muslim di kamp-kamp dilarang mempraktikkan Islam sementara jilbab mereka dihapus dan jenggot dicukur secara paksa dan mereka dipaksa untuk makan daging babi dan minum alkohol melawan kepercayaan agama mereka, katanya.
"Ini adalah kampanye sistematis oleh Partai Komunis Tiongkok untuk menghentikan warganya sendiri dari menggunakan hak mereka yang tidak dapat dicabut untuk kebebasan beragama," katanya.
Sullivan mengatakan PBB dan negara-negara anggotanya memiliki tanggung jawab untuk menyuarakan oposisi ketika mereka yang selamat menceritakan kisah penindasan negara mereka.
"Kami mengundang orang lain untuk bergabung dengan upaya internasional untuk menuntut dan memaksa segera mengakhiri kampanye penindasan yang mengerikan di China," katanya.
"Sejarah akan menilai komunitas internasional atas bagaimana kita menanggapi serangan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan mendasar ini."
Asisten Sekretaris untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik David Sitwell mengatakan kepada wartawan bahwa tekanan meningkat pada China, yang ia berharap mengikuti panel sekarang akan mengakui bahwa penganiayaan religiusnya terhadap umat Islam bukan hanya masalah bagi Amerika Serikat, tetapi untuk seluruh dunia.
KEYWORD :Muslim Uighur China Amerika Serikat