Para pejuang Houthi Yaman mengendarai bagian belakang sebuah kendaraan selama penarikan mereka dari pelabuhan Salif di Provinsi Hudaydah pada 11 Mei 2019. (Foto oleh Reuters)
Sana`a, Jurnas.com - Yaman kembali menegaskan kesediaannya mengakhiri permusuhan dengan Arab Saudi asalkan Negeri Petro Dolar menghentikan agresi selama bertahun-tahun terhadap negara yang miskin itu.
Kepala Dewan Politik Tertinggi Houthi Ansruallah, Mahdi al-Mashat mengatakan, perang rezim Riyadh yang berkelanjutan terhadap Yaman sangat memalukan bagi masyarakat internasional dan merupakan ancaman besar bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan itu.
Seruan itu disampaikan pada peringatan Hari Revolusi 26 September Yaman, yang mengatur panggung untuk pembentukan Republik Yaman modern dengan menggulingkan para penguasa Yaman yang didukung Arab Saudi di Yaman utara pada 1962.
Mashat menyesali kenyataan bahwa Saudi secara tidak bertanggung jawab terus menggempur berbagai bagian Yaman bahkan setelah Houthi mengajukan tawaran perdamaian.
Merujuk pada serangan udara Arab Saudi baru ini yang menewaskan puluhan warga sipil di Yaman, Mashat mengatakan, pembunuhan massal ini merupakan indikasi dari kelucuan rezim Riyadh dalam menghadapi seruan untuk penghentian permusuhan.
Jumat lalu, Mashat mengatakan Houthi akan mengakhiri semua serangan terhadap Arab Saudi, jika kerajaan dan sekutunya setuju untuk mengakhiri serangan mereka di Yaman.
Seruan untuk berdamai itu muncul seminggu setelah serangan Yaman terhadap instalasi minyak Arab Saudi menghancurkan setengah dari produksi kerajaan.
Arab Saudi dan sekutunya meluncurkan perang terhadap Yaman pada Maret 2015 untuk mengembalikan rezim lama. Empat tahun kemudian, koalisi mengalami kegagalan dalam perang yang akan berakhir dalam hitungan bulan.
Mashat mengatakan, untuk perdamaian yang akan dibangun kedua negara diharuskan untuk mengambil tindakan karena konflik telah mencapai titik bahwa tidak mungkin lagi bagi satu pihak untuk mengakhirinya sendiri.
KEYWORD :Arab Saudi Houthi Ansruallah Mahdi al-Mashat