Sabtu, 23/11/2024 11:42 WIB

Raksasa Kilang Minyak Arab Saudi Ajukan Pinjaman USD1 Miliar

Pekan ini, Aramco mengajukan dokumen permintaan proposal (Request For Proposal atau RfP) ke bank awal untuk mendapatkan pinjaman.

Kilang minyak Arab Saudi, Aramco (Foto: Memo)

Riyadh, Jurnas.com - Perusahaan minyak milik pemerintah Arab Saudi Aramco, yang terbesar di dunia, meminta pinjaman bank kepada hingga USD1 miliar setelah serangan terhadap fasilitas minyak raksasa awal bulan ini yang menutup sebagian besar produksi harian.

Kantor berita Reuters mengatakan, pekan ini Aramco mengajukan dokumen permintaan proposal (Request For Proposal atau RfP) ke bank awal untuk mendapatkan pinjaman.

Perusahaan menggunakan RFP untuk mengamankan pinjaman untuk membiayai proyek yang tidak ditentukan, kata laporan itu, mengutip sumber yang mengetahui langsung masalah tersebut.

Sumber tersebut mengatakan, bagaimanapun, bahwa RFP tidak menjelaskan untuk tujuan apa pinjaman itu akan digunakan.

Permintaan itu datang lebih dari 10 hari setelah fasilitas minyak Aramco di Khurais dan Abqaiq di timur Arab Saudi diserang oleh gerakan Houthi Ansartullah yang berkuasa di Yaman.

Serangan yang memotong hampir setengah dari total produksi minyak Arab Saudi itu mengejutkan pasar global.

Peminjaman ini juga dilatari laporan yang menunjukkan bahwa Aramco menunda keputusannya untuk mendaftarkan setidaknya satu persen sahamnya di pasar saham domestik.

Penawaran umum perdana (IPO), yang diperkirakan akan mencantumkan lima persen dari perusahaan yang dihargai pemerintah Saudi sebesar USD2 triliun, telah menjadi komponen utama Visi ambisius Putra Mahkota Pangeran Mohammad bin Salman 2030, sebuah rencana yang bertujuan untuk mendiversifikasi ekonomi kerajan jauh dari minyak.

Pihak berwenang Saudi telah mengklaim mereka akan mengembalikan produksi di Aramco ke tingkat normal pada akhir September. Namun, para ahli percaya Aramco membutuhkan dana besar untuk pekerjaan perbaikan di lokasi pemrosesan minyaknya.

Awal pekan ini, Kepala Eksekutif Aramco, Amin Nasser mengatakan, perusahaan belum mencapai perkiraan akhir pada operasi perbaikan untuk fasilitas yang rusak dalam serangan 14 September.

KEYWORD :

Arab Saudi Aramco Kilang Minyak Houthi Ansartullah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :