Peternakan rakyat melakukan aksi unjuk di Gedung Kementerian Pertanian di Jakarta, Kamis 26 September 2019. (Foto: Supi/ Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Para peternak nasional melakukan aksi unjuk rasa di Kementerian Pertanian (Kementan), Kamis (26/9). Massa menuntut perbaikan harga ayam hidup (Live Bird/LB) yang selama ini jauh dari harga yang ditetapkan pemerintah (HPP) Rp18.500 – 19.000 per kg.
Perwakilan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, Parjuni mengatakan, peternak kecewa karena sudah beberapa kali melakukan audiensi dengan pemerintah, namun hasilnya tetap menjauh dari panggang api.
Terakhir kali, peternak rakyat kecil melakukan audiensi di Kementerian Koordinasi Perekonomian (Kemenko) pada 5 September lalu. Saat itu, harga LB sempat membaik menuju HPP peternak. Namun tidak bertahan lama.
Polisi Amankan 16 Orang Saat Demo di KPU dan DPR
"Beberapa kali kami audiensi, berapa kali kami rapat, tapi tidak ada hasilnya. Hasilnya adalah sampah. Hingga hari ini angkanya belum ada hasilnya," tegas Parjuni.
Parjuni mengatakan, permasalahan jatuhnya harga LB seharunya sudah diketahui dan diantisipasi pemerintah jauh-jauh sebelumnya. Namun, pemerintah tidak memberikan respons.
"Kita merugi Rp2 triliun. Itu bukan angka yang sedikit, mohon di pahami. Ini terjadi sejak september 2018 hingga hari ini. Harga selalu di bawah HPP. Bayangkan kita peternak kecil semua di hadapkan dengan perusahaan ternak besar," tegasnya.
"Mohon bapak ibu semua dengarkan rakyat, jangan mendengarkan perusahaan besar. Mereka sudah punya duit banyak. Kita ini menderita. Tolong dipahami. Ini bisa mematikan peternak rakyat," tegasnya.
Aksi Unjuk Rasa Peternak Ayam Harga Ayam