Presiden Iran, Hassan Rouhani bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres di sela pertemuan Majelis Umum PBB yang ke-72 di New York, Rabu 25 September 2019. (Foto: Iran)
New York, Jurnas.com - Presiden Iran, Hassan Rouhani mengecam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena memilih hanya berdiam diri atas kejahan ekonomi yang dilakukan Amerika Serikat (AS) terhadap Negeri Para Mullah.
Kecaman itu disampaikan Rouhani pada pertemuan dengan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres di sela pertemuan Majelis Umum PBB yang ke-72 di New York, Rabu (25/9) waktu setempat.
Merujuk pada tekanan ekonomi Washington dan sanksi terhadap Republik Islam, Rouhani mengatakan pemerintah yang agresif melakukan semua kejahatan terhadap seluruh bangsa, sementara PBB tetap membisu.
Namun, bangsa Iran, tegas Rouhani akan mengatasi masalah-masalah tersebut seperti yang sebelumnya, apa pun yang terjadi.
Ia juga mengkritik diamnya PBB atas tindakan agresi rezim Israel terhadap Palestina, Suriah, Libanon dan Irak, menambahkan bahwa badan dunia harus mengubah pendekatannya dan menghormati kewajibannya.
Lebih lanjut Rouhani mengatakan Iran siap untuk melanjutkan kerja sama konstruktifnya dengan PBB mengenai krisis di Suriah dan Yaman.
Soal Hormuz Peace Endeavour (HOPE), inisiatif yang bertujuan untuk memastikan keamanan di wilayah Teluk Persia bekerja sama dengan tetangganya, Rouhani mengatakan, langkah baru yang serius membutuhkan kontribusi PBB.
Sementar itu, Guterres, memuji inisiatif perdamaian Iran dan upayanya untuk membantu menyelesaikan konflik Yaman, membentuk komite konstitusi Suriah dan memajukan proses perdamaian Astana.
Ia juga menyuarakan dukungan penuh PBB untuk kesepakatan nuklir 2015, secara resmi dinamai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), mengatakan itu lebih dari sekadar kesepakatan karena dokumen internasional sudah disahkan resolusi Dewan Keamanan PBB.
Secara terpisah, Rouhani duduk bersama dengan Presiden Irak, Barham Salih, di New York.
Rouhani menekankan perlunya kedua negara untuk mengimplementasikan perjanjian bilateral dan menghilangkan hambatan untuk mengembangkan hubungan mereka, terutama di sektor perbankan, energi dan kereta api.
Salih menyatakan tekad Baghdad untuk meningkatkan hubungan dengan Teheran di semua bidang mengingat koneksi historis dan budaya mereka. Ia menambahkan bahwa inisiatif Hormuz, jika diterapkan, akan membantu memulihkan stabilitas kawasan.
KEYWORD :Majelis Umum PBB Amerika Serikat Donald Trump Hassan Rouhani Antonio Guterres