Stop bicara minoritas, dan mayoritas. Semua Indonesia. Mari tumpas radikalisme, agar tidak ada mayoritas dan minoritas
Jakarta, Jurnas.com - Tokoh Penggiat Anti Radikalisme dan Rasisme, Haidar Alwi berdoa untuk rakyat Papua yang bentrok hingga menimbulkan korban jiwa.
"Tanah Papua sedang dicoba oleh tuhan. Tadi saya berdoa dengan khitmat, di depan proklamator, agar di Papua ada kedamaian," kata Haidar, di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (28/9/2019).
Haidar menduga, kejadian di tanah Papua merupakan ulah para radikalis, yang tidak senang dengan perdamaian yang terjalin di Papua.
"Saya yakin, kejadian di Papua itu ulah para radikalis. Karena, saya yakin warga Papua cinta kedamaian," jelas Haidar.
Haidar juga mengingatkan, agar tidak lagi berbicara mayoritas dan minoritas terhadap semua suku bangsa. Baginya, semua sama, semua Indonesia.
"Stop bicara minoritas, dan mayoritas. Semua Indonesia. Mari tumpas radikalisme, agar tidak ada mayoritas dan minoritas," tandas Haidar.
Sebelumnya, adanya pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya, Jumat (16/8) lalu. Pernyataan rasialisme di Surabaya itu merembet ke Papua.
Masyarakat Papua mengecam makian rasial itu. Masyarakat Papua membakar sejumlah fasilitas umum di Papua. Dalam kasus itu, polisi menetapkan 46 orang tersangka dalam kerusuhan di sejumlah wilayah di Papua dan Papua Barat
Rusuh di Papua terjadi lagi, kali ini di Expo Waena, Jayapura. Rusuh terjadi setelah mahasiswa eksodus dipulangkan dari kampus Universitas Cenderawasih (Uncen).
Di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua juga terjadi kerusuhan. Saat rusuh diduga ada kelompok kriminal bersenjata (KKB) terlibat melakukan penembakan.
Haidar Alwi Berdoa Bentrok Papua