Kilang minyak Arab Saudi, Aramco (Foto: Memo)
Teheran, Jurnas.com - Menteri Perminyakan Iran, Bijan Namdar Zanganeh mengatakan Arab Saudi sengaja membesar-besarkan serangan terhadap kilang minyaknya untuk kepentingan politik.
Zanganeh mengatakan, Iran tidak mendapat untung dari serangan terhadap pabrik pengolahan minyak di sebelah timur Arab Saudi pada 14 September.
"Saya membuat kasus sejak awal bahwa Arab Saudi membesar-besarkan untuk tujuan politik. Kisah sebenarnya tidak seperti ini," kata Zangeneh, Senin (30/9).
Beberapa pihak berwenang di Arab Saudi, pengekspor minyak mentah terkemuka dunia, menyalahkan Iran atas serangan yang pada awalnya memangkas produksi minyak kerajaan menjadi dua.
Pihak berwenang mengklaim, Iran mendapat manfaat dari gangguan yang disebabkan serangan melalui mengembalikan penjualan minyaknya sendiri yang terhambat sejak sanksi AS terhadap negara itu diperketat pada Mei.
Zangeneh menolak klaim. Ia mengatakan serangan terhadap pabrik Abqaiq dan Khurais tidak berdampak sama sekali pada ekspor minyak harian Iran.
Sebelumnya, Iran mengeluarkan peringatan kepada pejabat yang bertanggung jawab atas keselamatan di instalasi minyak Iran, untuk mengambil langkah tegas untuk mencegah potensi tindakan sabotase yang mempengaruhi pabrik pengolahan dan kilang.Zanganeh mengatakan dalam pesan hari Minggu bahwa menargetkan fasilitas minyak Iran melalui "serangan fisik dan cyber" adalah bagian dari strategi musuh untuk memaksimalkan tekanan pada negara itu pada saat sanksi ekonomi.
Laporan baru-baru ini di media utama AS telah mengkonfirmasi, Washington sedang mempertimbangkan serangan cyber terhadap fasilitas minyak Iran.
Iran telah melaporkan upaya serupa di masa lalu yang menargetkan pembangkit listrik tenaga nuklirnya.
KEYWORD :Arab Saudi Kilang Minyak Iran Bijan Namdar Zanganeh