Boris Johnson mengundurkan diri dari jabatannya sebagai menteri luar negeri Inggris
London, Jurnas.com - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson yang baru menggantikan Theresa May dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap seorang wartawan yang bernama Charlotte Edwardes.
Edwardes yang merukan jurnalis harian The Sunday Times, membeberkan bahwa kasus pelecehan itu terjadi pada 1999 ketika menjadi editor The Spectator.
Edwardes menuduh Johnson meraba paha bagian dalamnya dan membuat terkejut saat makan siang. Namun, Johnson membantah tuduhan itu, tetapi menolak berkomentar tentang apakah Edwardes berbohong.
Jadi Kolumnis, Boris Johnson Kembali Disoroti
Kantor Perdana Menteri kemudian mengeluarkan pernyataan pada Senin (29/9), yang mengatakan bahwa tuduhan itu tidak benar.
Sebelumnya pada hari yang sama, kanselir menteri keuangan Inggris, Sajid Javid menegaskan kembali bantahan tersebut.
"Saya telah berbicara dengan Perdana Menteri tentang hal itu, dan pertama-tama, dia menjelaskan bahwa itu sama sekali tidak benar," katanya dilansir dari Anadolu.
Namun, dukungan Javid untuk Johnson, tidak sepenuhnya didukung oleh para menteri kabinet lainnya.
Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan kepada Channel 4 News bahwa dia mengenal Edwardes dan wartawan itu bisa dipercaya.
Tuduhan itu muncul di tengah Konferensi Partai Konservatif yang sedang diguncang kabar terkait dugaan hubungan Johnson dengan pengusaha Jennifer Arcuri saat dia menjadi walikota London.
Konferensi itu berlangsung hingga Rabu dan perdana menteri diperkirakan akan berbicara di hadapan para peserta.
KEYWORD :Kekerasan Pers Perdana Menteri Inggris Boris Johnson