Rabu, 27/11/2024 23:24 WIB

Pentas PAI Momentum Perangi Radikalisme di Sekolah

Wahana kompetisi antara siswa didik mulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMA/SMK tersebut, ditargetkan dapat menjadi ajang menangkal radikalisme dan intoleransi di lingkungan sekolah.

Konferensi pers Pentas PAI 2019 di Kementerian Agama

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (Pentas PAI) ke-IX pada 9-14 Oktober 2019 di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan.

Wahana kompetisi antara siswa didik mulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMA/SMK tersebut, ditargetkan dapat menjadi ajang menangkal radikalisme dan intoleransi di lingkungan sekolah.

Direktur Pendidikan Agama Islam, Ditjen Pendidikan Agama Islam Kemenag, Rohmat Mulyana mengatakan, fenomena hoaks dan radikalisme dewasa ini cukup meresahkan.

Terutama di era digital ini, generasi muda merupakan pihak yang rentan menjadi target penyebaran radikalisme, intoleransi, dan kabar hoaks.

"Radikalisme di kalangan generasi Z menurut survey mencapai 38 persen. Kita harus melakukan sesuatu untuk meredamnya," kata Rohmat dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Rabu (2/10) sore.

Anak-anak sekolah berusia remaja adalah pengguna internet dan media sosial dengan intensitas sangat tinggi. "Hal ini membuat mereka rentan dengan doktrinasi berselubung agama," lanjut Rohmat.

Sebagaimana survei yang dilakukan oleh PPIM UIN Syarif Hidayatullah pada 2017 menunjukkkan adanya potensi radikalisme di kalangan generasi Z, yaitu generasi yang lahir sejak pertengahan 1990-an sampai pertengahan 2000-an.

Hasil temuannya ialah sebesar 37,71 persen memandang bahwa jihad alias perang tetap relevan saat ini melawan non-Muslim.

Selanjutnya 23,35 persen setuju bahwa bom bunuh diri merupakan jihad Islam. Lalu 34,03 persen setuju kalau Muslim yang murtad harus dibunuh.

Sedangkan 33,34 persen responden berpendapat bahwa perbuatan intoleran terhadap kelompok minoritas tidak masalah. Para generasi Z ini juga kerap mendapatkan banyak materi Islam melalui internet dan media sosial.

Sementara di sisi lain, lanjut Rohmat, di sekolah terdapat kegiatan kerohanian Islam. Namun pada beberapa kasus, kegiatan Rohis malah menjadi pintu masuk radikalisme dan pemahaman agama sempit. 

Cerdas Cermat hingga Karya Ilmiah Remaja

Pentas PAI 2019 bertujuan menginternalisasi nilai-nilai ajaran Islam sehari-hari dalam bentuk lomba. Ide-ide pluralisme akan masuk dalam tema-tema perlombaan seperti dalam lomba pidato, debat, nasyid, dan cerdas cermat.

"Aktifitas ini dinilai dapat memotivasi remaja dalam mencintai dan mempelajari ajaran agama Islam," terang Rohmat.  

Tahun ini Pentas PAI diikuti 1.200 peserta dan pendamping dari seluruh Indonesia dengan tema `Keberagamaan Generasi Milenial Yang Moderat`.

Ada 10 cabang perlombaan yang akan dipertandingkan yaitu, Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), pidato, Musabaqoh Hifdzil Qur’an (MHQ), Cerdas Cermat, Kaligrafi, Nasyid, Debat PAI, Kreasi Busana, Penulisan Cerita Remaja Islami, dan Lomba Karya Ilmiah Remaja.

KEYWORD :

Pentas PAI Intoleransi Radikalisme Kementerian Agama Dirjen Pendis




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :