Demonstran Baghdad berhadapan dengan tembakan gas air mata dari pihak keamanan (foto: Israelnational)
Jakarta, Jurnas.com - Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi pada Rabu malam menyatakan jam malam di Baghdad sampai pemberitahuan lebih lanjut setelah setidaknya sembilan orang tewas dan lebih dari 400 lainnya terluka dalam dua hari protes anti-pemerintah nasional.
Jam malam diberlakukan sebelumnya di tiga kota selatan sementara pasukan elit anti-terorisme menembaki demonstran yang mencoba menyerbu bandara Baghdad dan dikerahkan ke kota selatan Nassiriya setelah tembak-menembak terjadi antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan.
"Semua kendaraan dan individu dilarang bergerak di Baghdad pada pukul 5:00 pagi hari ini, Kamis, dan sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata Abdul Mahdi dalam sebuah pernyataan tertulis dikutip Israelnasional.
Namun para pelancong ke dan dari bandara Baghdad, ambulans, pegawai pemerintah di rumah sakit, listrik, dan departemen air, dan peziarah religius dibebaskan dari jam malam.
Jam malam diberlakukan di Nassiriya, Amara dan Hilla sebagai buah dari aksi protes yang dimulai pada Selasa karena pengangguran, korupsi dan layanan publik yang buruk meningkat.
Tuntutan pada hari Rabu termasuk "jatuhnya rezim" dan pengunjuk rasa mengepung gedung-gedung pemerintah dan partai politik di dua provinsi selatan lainnya.
Slogan, "rakyat menuntut jatuhnya rezim," dipopulerkan selama pemberontakan 2011 yang dikenal sebagai "Musim Semi Arab".
Petugas Pemadam dan Pejabat Kehutanan Chile Didakwa akibat Kebakaran Hutan Tiga Bulan Lalu
Lima orang tewas pada hari Rabu dan lebih dari 200 orang terluka dalam bentrokan baru di seluruh negeri, tampilan kemarahan publik terbesar terhadap pemerintah Abdul Mahdi yang telah berusia setahun.
KEYWORD :Demonstran Irak Korban Tewas Jam Malam