Salah seorang pengunjuk rasa di Irak (foto: AFP)
Jakarta, Jurnas.com - Pasukan keamanan menembaki ratusan demonstran anti-pemerintah pada Jumat di Baghdad pusat, menewaskan sedikitnya 17 pengunjuk rasa dan melukai puluhan, beberapa jam setelah ulama Syiah Irak memperingatkan kedua belah pihak untuk mengakhiri empat hari kekerasan sebelum terlambat.
Dilansir Timesofi, kematian terakhir menandai peningkatan tajam dalam penggunaan kekuatan terhadap demonstran yang tidak bersenjata.
Setidaknya 60 orang telah tewas selama empat hari protes berdarah di seluruh negeri, Komisi Hak Asasi Manusia Irak mengatakan Jumat malam, dalam angka yang mencakup 18 kematian yang terdaftar di satu rumah sakit di ibukota Baghdad.
Komisi tidak merinci berapa banyak warga sipil atau pasukan keamanan. Dengan lebih dari 1.600 orang terluka, jumlah korban mungkin bertambah.
Baik pemerintah maupun demonstran tampaknya tidak mau mundur dari kerusuhan yang telah menghadirkan tantangan paling serius bagi Irak sejak kekalahan kelompok Negara Islam dua tahun lalu.
Demonstrasi spontan, yang dimulai Selasa, dimulai ketika sebagian besar demonstran muda turun ke jalan menuntut pekerjaan, meningkatkan layanan seperti listrik dan air, serta mengakhiri korupsi di negara kaya minyak itu.
Dalam upaya putus asa untuk mengekang unjuk rasa besar-besaran, pihak berwenang memblokir internet dan memberlakukan jam malam di ibukota.
Petugas Pemadam dan Pejabat Kehutanan Chile Didakwa akibat Kebakaran Hutan Tiga Bulan Lalu
Demo Baghdad Korban Tewas