Logo Microsoft (Foto: Reuters)
Washington, Jurnas.com - Microsoft Corp mengatakan, kelompok peretas yang tampaknya terkait dengan pemerintah Iran menargetkan kampanye presiden Amerika Serikat (AS) 2020,
Microsoft melihat aktivitas signifikan kelompok yang juga menargetkan para pejabat pemerintah AS dan saat ini, wartawan yang meliput politik globaL dan warga Iran terkemuka yang tinggal di luar Iran.
Dalam periode 30 hari antara Agustus dan September, kelompok itu, yang disebut "Fosfor" oleh perusahaan, melakukan lebih dari 2.700 upaya untuk mengidentifikasi akun email konsumen milik pelanggan tertentu dan kemudian menyerang 241 akun tersebut.
Kasus peretasan menjadi perhatian Gedung Putih terutama sejak badan intelijen AS menyimpulkan bahwa Rusia menjalankan operasi peretasan dan propaganda untuk mengganggu proses demokrasi Amerika pada 2016 untuk membantu kandidat Trump menjadi presiden.
Selain itu, ketegangan antara AS dan Iran telah meningkat sejak Mei 2018 saat Trump menarik diri dari perjanjian nuklir internasional 2015 dengan Teheran yang membatasi program nuklirnya dengan imbalan pelonggaran sanksi.
Trump sejak itu kembali memberlakukan sanksi AS untuk memberikan tekanan yang meningkat pada ekonomi Iran, termasuk di sekotro perdagangan minyaknya.
Pemerintah Iran tidak mengeluarkan komentar langsung melalui media yang dikelola pemerintah tentang pernyataan Microsoft tentang hubungan apapun dengan Phosphorous.
Microsoft mengatakan informasi yang digunakan Fosfor dikumpulkan dari meneliti target mereka atau cara lain untuk permainan ulang kata sandi atau fitur pemulihan akun dan berusaha untuk mengambil alih beberapa akun yang ditargetkan.
Serangan yang diungkapkan perusahaan pada Jumat (4/10) secara teknis tidak canggih. "Peretas mencoba menggunakan sejumlah besar informasi pribadi untuk menyerang target," katanya.
"Upaya ini menunjukkan bahwa Fosforus sangat termotivasi dan bersedia menginvestasikan waktu dan sumber daya yang signifikan untuk terlibat dalam penelitian dan cara pengumpulan informasi lainnya," sambungnya.
Dalam posting blognya, Microsoft mengatakan bahwa pemilik empat akun yang ketahuan itu sudah diberi tahu. Perusahaan mengatakan akun-akun itu tidak terkait dengan kampanye atau pejabat AS.
Microsoft melacak Fosfor sejak 2013 dan mengatakan pada Maret bahwa ia telah menerima perintah pengadilan untuk mengendalikan 99 situs web yang digunakan kelompok itu untuk melakukan serangan.
"Fosfor juga dikenal sebagai APT 35, Charming Kitten, dan Tim Keamanan Ajax," menurut Microsoft.
KEYWORD :Microsoft Corp Amerika Serikat Pemilu AS Donald Trump