Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (Foto: Twitter )
Kuala Lumpur, Jurnas.com - Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr Mahathir Mohamad meluncurkan peta jalan pemerintah Pakatan Harapan (PH) untuk mewujudkan Malaysia sebagai "Harimau Asia" dalam jangka waktu 10 ke depan.
Mahathir mengatakan, tujuan utama dari Shared Prosperity Vision atau Visi Kemakmuran Bersama (SPV) adalah membangkitkan ekonomi Malaysia dan memberikan standar hidup layak tanpa memandang etnis, kelas sosial dan lokasi mereka pada 2030.
Selama 20 tahun terakhir, kata Mahathir, ekonomi Malaysia dinodai korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Hal itu diperparah dengan distribusi kekayaan yang tidak merata.
"Perlu segera diperbaiki sehingga semua orang Malaysia, terutama mereka yang telah diabaikan, dapat menerima pemerataan," kata Mahathir pada Sabtu (5/9).
Ahmad Basarah Dukung Kerjasama Ekonomi Dunia Yang Setara dan Hormati Kedaulatan Setiap Negara
Menurut Mahathir, kebijakan afirmatif masa lalu untuk membantu komunitas Bumiputera sebagai kelompok demografis terbesar yang terhambat secara ekonomi, telah gagal karena orang-orang oportunistik yang menyalahgunakan kekuasaan mereka.
"Masalahnya di sini bukan agenda Bumiputera, tetapi penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi yang tidak pernah berakhir. Praktik-praktik ini telah membuat Bumiputera kehilangan kesempatan dan dukungan mereka," katanya.
"Sebagai seorang dokter, satu-satunya cara saya melihat untuk menyingkirkan kanker ini adalah dengan memotongnya dan membuangnya," sambungnya.
Mahathir mengatakan kesenjangan pendapatan antara si miskin dan si kaya telah tumbuh dan jika tidak diatasi akan menggelembung di luar kendali. Ia mengakui bahwa ada perbedaan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) dari satu negara ke negara lain.
Kontributor utama adalah Selangor dan Wilayah Federal sebesar 40 persen. Sedangkan kontribusi gabungan dari lima negara yaitu Kelantan, Terengganu, Sabah, Sarawak, dan Pahang hanya berjumlah 25 persen, atau hanya seperempat dari PDB Malaysia.
Dengan demikian, menurut Mahathir pemerintah perlu rencana jangka panjang untuk mengatasi kesenjangan kekayaan yang akan didasarkan pada ekosistem, industri, dan keterampilan yang paling cocok untuk orang-orang di wilayah tertentu.
Pemerintah menargetkan meningkatkan PDB menjadi RM3,4 triliun pada 2030 dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata 4,7 persen selama 10 tahun.
Mahathir mengatakan angka itu hanya digunakan sebagai target pemerintah dan tidak akan menjadi satu-satunya bukti kekayaan negara. "Ini karena prioritas pemerintah lebih ke arah memastikan masyarakat memiliki daya beli yang kuat di tengah meningkatnya biaya hidup," katanya.
"Ada negara-negara yang membayar pendapatan tinggi dalam miliaran ringgit tetapi daya beli sangat rendah. Karenanya kami berhati-hati dalam meningkatkan pendapatan karena setiap kali kami meningkatkan gaji dan upah lainnya, biaya hidup akan meningkat," ujar Mahathir.
"Kali ini kami bermaksud untuk meningkatkan pendapatan yang mengarah pada peningkatan daya beli (karena) kemampuan pembelian lebih penting daripada jumlah yang diberikan," tambahnya.
Mahathir percaya SPV yang dia umumkan akan membantu komunitas Bumiputera meningkatkan kepemilikan sahamnya hingga 30 persen dibandingkan dengan piagam rekayasa sosial asli pada 1960-an yang disusun sebagai Kebijakan Ekonomi Baru.
"SPV adalah mandat kita hari ini dan hadiah untuk generasi masa depan kami," katanya.
"Kami menginginkan Malaysia yang bahagia, damai dan dengan orang-orang sukses. Saya mendesak semua orang Malaysia untuk bersatu dan mengumpulkan sumber daya kami untuk membuat mimpi SPV ini menjadi kenyataan," tambahnya.
KEYWORD :Harimau Asia Asia Tenggara Mahathir Mohamad