Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. (Foto: PressTV)
Washington, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengancam akan "melenyapkan" perekonomian Turki, jika Ankara melakukan sesuatu yang ia anggap "terlarang" di Suriah.
Peringatan itu disampaikan Trump setelah mengumumkan keputusannya untuk menarik pasukan AS dari daerah perbatasan Turki-Suriah lewat akun Twitter pribadinya, Senin (7/10),
Kicauan terbaru Trump nampak sebagai respons terhadap badai kritik dari Partai Republik dan rival Demokratnya bahwa ia mengkhianati sekutu lama Kurdi.
"Jika Turki melakukan sesuatu yang saya, dalam kebijaksanaan saya yang agung dan tidak tertandingi, dianggap terlarang, saya akan benar-benar menghancurkan dan melenyapkan Ekonomi Turki (saya sudah melakukan sebelumnya!)," tulisnya.
Gejolak politik pertama kali meletus pada Minggu malam ketika Gedung Putih mengumumkan menarik pasukan AS dari wilayah perbatasan Suriah-Turki dan Turki akan segera bergerak maju dengan operasinya yang telah lama direncanakan ke Suriah Utara.
Gedung Putih mengumumkan invasi terencana Turki ke Suriah utara yang tampaknya menunjukkan dukungan AS setidaknya dilakukan secara diam-diam.
Gedung Putih mengatakan, keputusan itu muncul setelah pembicaraan yang dilakukan lewat telepon antara Trump dan timpalannya dari Turki Recep Tayyip Erdogan.
Gedung Putih mengatakan pasukan AS akan mundur dari perbatasan antara Turki dan Suriah dan tidak akan terlibat dalam ofensif.
Tindakan tersebut menuai kritikan, salah satunya dari Mantan Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Nikki Haley. Ia mengecam keputusan Trump karena menarik pasukan AS dari Suriah.
"Kami harus selalu memiliki punggung sekutu kita, jika kita berharap mereka memiliki punggung kita," kicau Haley.
Pada Senin (7/10), Erdogan menyampaikan persiapan militer yang akan segera diluncurkan untuk menggempur militan Kurdi di Suriah.
"Kita bisa datang setiap malam tanpa peringatan. Sama sekali tidak mungkin bagi kita untuk lebih menoleransi ancaman dari kelompok-kelompok teroris ini," katanyam
KEYWORD :Amerika Serikat Suriah Timur Tengah Donald Trump Recep Tayyip Erdogam