Sabtu, 23/11/2024 11:49 WIB

Turki Bertekad Bersihkan Teroris dari Suriah

Turki lama meminta AS untuk bermitra dalam perang melawan Islamic State Iraq and Syria (ISIS/Daesh), menangkap dan mendeportasi anggotanya yang bersarang di Turki.

Kelompok ISIS

Ankara, Jurnas.com  - Truki bertekad membersihkan teroris di timur Sungai Eufrat, melindungi kelangsungan hidupnya sendiri dan membangun zona aman untuk memastikan keamanan, perdamaian dan stabilitas di Suriah.

"Dengan cara ini, ancaman serius terhadap integritas teritorial dan persatuan Suriah akan dihilangkan dan landasan kuat akan dibentuk untuk mencegah terulangnya teroris Daesh dan masalah serupa di masa depan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Hami Aksoy, Senin (7/10).

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menghadapi tekanan di Washington setelah Gedung Putih pada Minggu (6/10) malam mengumumkan bahwa AS akan menarik pasukannya di Suriah menjelang operasi Turki di sana.

Pemerintahan Trump telah mengesampingkan dukungan AS untuk misi tersebut dan dalam menghadapi tekanan balik yang signifikan dia berjanji akan menekan ekonomi Turki jika negara itu melakukan sesuatu yang dianggap terlarang.

Dilansir dari Anadolu, Turki lama meminta AS untuk bermitra dalam perang melawan Islamic State Iraq and Syria (ISIS/Daesh), menangkap dan mendeportasi anggotanya yang bersarang di Turki.

Sejak 2016, operasi Perisai Eufrat dan Ranting Zaitun Turki di barat laut Suriah telah membebaskan wilayah tersebut dari teroris YPG/PKK dan Daesh, memungkinkan warga yang melarikan diri dari kekerasan untuk kembali ke rumah.

Dalam lebih dari 30 tahun kampanye terornya melawan Turki, PKK - yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa - bertanggung jawab atas kematian sekitar 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak dan bayi.

KEYWORD :

Amerika Serikat Perang Suriah Donald Trump Turki




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :