Kamera Hikvision terlihat di mal elektronik di Beijing, China, pada 24 Mei 2019. (Foto: AFP)
Beijing, Jurnas.com - China mengatakan akan mengambil langkah keras dan tegas untuk melindungi keamanannya setelah Amerika Serikat (AS) memasukkan 28 perusahaan China ke daftar hitam perdagangannya.
Lewat konferensi pers pada Selasa (8/10), Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang mengatakan, Washington harus memperbaiki tindakan yang salah tersebut.
Sehari sebelumnya, AS memasukkan 28 perusahaan China, termasuk beberapa startup kecerdasan buatan China ke daftar hitam perdagangannya sebagai tanggapan atas dugaan penindasan terhadap etnis Uighur di provinsi otonom Xinjiang.
Jurgen Klopp Tolak Tawaran Latih Timnas AS
Langkah ini meningkatkan ketegangan menjelang pembicaraan perdagangan tingkat tinggi yang bertujuan untuk menyelesaikan perang dagang 15 bulan kedua negara.
Pembicaraan perdagangan tingkat tinggi AS-China dijadwalkan dilanjutkan Kamis dan Jumat mendatang, ketika Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China, Liu He di Washington.
Administrasi Presiden Donald Trump sudah mengenakan tarif lebih dari USD360 miliar barang Tiongkok. Trump juga menyebut China sebagai manipulator mata uang. China membalasnya dengan memukul sebagian besar dari apa yang diekspor AS ke negara Asia.
Perusahaan-perusahaan China baru-baru ini ditambahkan ke daftar hitam termasuk perusahaan pengawasan video Hikvision, serta para pemimpin dalam teknologi pengenalan wajah SenseTime Group Ltd dan Megvii Technology Ltd.
Jurgen Klopp Tolak Tawaran Latih Timnas AS
Perusahaan China membantah tuduhan AS terlibat dalam pelanggaran hak asasi. Seorang juru bicara Hikvision mengatakan, perusahaan itu sangat menentang keputusan Gedung Putih tersebut.
"Menghukum Hikvision, terlepas dari keterlibatan ini, akan menghalangi perusahaan global untuk berkomunikasi dengan pemerintah AS, melukai mitra bisnis Hikvision AS dan berdampak negatif terhadap ekonomi AS," kata perusahaan itu.
KEYWORD :Perang Dagang Amerika Serikat Perusahaan China