Sabtu, 23/11/2024 05:07 WIB

Tentara Turki dan FSA Akan Masuki Suriah

Militer Turki bersama Tentara Pembebasan Suriah (FSA) akan melintasi perbatasan Suriah dalam waktu dekat.

Tentara tampak mengoperasikan sistem rudal Patriot di pangkalan militer Turki di Gaziantep. (Foto: AFP).

Ankara, Jurnas.com - Militer Turki bersama Tentara Pembebasan Suriah (FSA) akan melintasi perbatasan Suriah dalam waktu dekat. Demikian keterangan Direktur Komunikasi Presiden Turki, Fahrettin Altun, pada Rabu (9/10), pasca penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) sebagai pembuka jalan untuk serangan Turki.

Turki telah siap untuk maju ke timur laut Suriah sejak pasukan AS mulai mengosongkan daerah itu, dalam perubahan kebijakan mendadak oleh Presiden AS Donald Trump yang banyak dikritik di Washington, sebagai pengkhianatan terhadap sekutu Amerika, kelompok Kurdi.

Pada Selasa (8/10) kemarin, para pejabat Turki mengatakan kepada Reuters bahwa militer Turki telah menghantam perbatasan Suriah-Irak untuk mencegah pasukan Kurdi menggunakan rute itu untuk memperkuat wilayah.

"Militer Turki, bersama dengan Tentara Pembebasan Suriah akan segera melintasi perbatasan Turki-Suriah," kata Altun.

"Turki tidak memiliki ambisi di Suriah timur laut kecuali untuk menetralisir ancaman lama terhadap warga Turki, dan untuk membebaskan populasi lokal dari preman bersenjata," lanjut dia.

Turki menyebut pengerahan militer bermaksud untuk menciptakan "zona aman" dan mengembalikan jutaan pengungsi ke Suriah. Tapi skema ini membuat sekutu Barat Turki khawatir, terkait risiko yang ditimbulkan oleh operasi militer tersebut.

Bagi Turki, yang memandang para pejuang YPG Kurdi di timur laut Suriah sebagai teroris, gelombang masuk warga Suriah non-Kurdi akan membantunya mengamankan penyangga terhadap ancaman keamanan utamanya.

Penarikan AS dari daerah itu akan membuat pasukan pimpinan Kurdi yang lama bersekutu dengan Washington, rentan diserang oleh Angkatan Bersenjata Turki (TSK).

Keputusan Trump untuk menarik pasukan dari timur laut Suriah telah mengguncang sekutu, termasuk Prancis, salah satu mitra utama Washington di koalisi pimpinan-AS yang memerangi kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Rusia, sekutu asing terkuat Presiden Suriah Bashar al-Assad, mengatakan tidak diberitahu sebelumnya oleh Washington atau Turki tentang perjanjian apa pun untuk menarik pasukan AS.

KEYWORD :

Turki FSA Suriah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :