Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy (Foto: Muti/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy tidak mempermasalahkan penolakan sastrawan Eka Kurniawan menerima Anugerah Kebudayaan Maestro Seni Tradisi, dalam Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2019.
“Itu kan tidak wajib. Kalau ditolak tidak apa-apa,” kata Mendikbud di Kantor Kemdikbud Jakarta pada Kamis (10/10).
Terkait pernyataan Eka yang menyebut pemerintah belum berpihak pada kebudayaan Tanah Air karena jumlahnya terlampau jauh dari peraih emas Asian Games 2018, Mendikbud menjelaskan bahwa anugerah kebudayaan masih seumur jagung.
Di sisi lain, pemerintah juga baru menganggarkan Dana Abadi Kebudayaan pada 2018 lalu, sehingga jumlahnya belum sebesar dana abadi lainnya. Namun dia memastikan jumlah Dana Abadi Kebudayaan akan terus meningkat setiap tahun.
“Saya sangat menghormati penolakan itu. Itu memang sukarela. Diterima syukur, tidak juga tidak apa-apa. Jadi jangan dibikin serius-serius,” ujar dia.
Seperti diketahui, Eka sastrawan penulis novel `Cantik itu Luka` menolak penghargaan Anugerah Kebudayaan Maestro Seni Tradisi yang diberikan oleh Kemdikbud.
Dia beralasan selama ini pemerintah belum berpihak pada penerbit-penerbit kecil dan penulis, yang tidak berdaya dalam menghadapi pembajakan buku.
“Yang jelas, sudah selayaknya negara memberi perlundungan. Jika perlindungan kebebasan berekspresi masih terengah-engah (ilustrasi: gampang sekali aparat merampas buku dari toko), setidaknya negara bisa memberi perlindungan secara ekonomi,” tulis Eka di laman Facebooknya.
KEYWORD :Eka Kurniawan Pekan Kebudayaan Nasional Sastrawan Mendikbud Muhadjir Effendy