Minggu, 24/11/2024 00:18 WIB

Dicuekin China Alasan Trump Deklarasikan Perang Tarif

Trump sebenarnya tidak ingin menggunakan tarif untuk membuat China mengubah praktif perdagangannya, tetapi AS terpaksa harus memberlakukannya karena Beijing tetap ngeyel.

Ilustrasi bendera AS dan China (foto: google)

Sydney, Jurnas.com - Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS), Wilbur Ross mengecam praktik perdagangan China di tengah perang dagang yang semakin meluas dengan Beijing.

Pada pertemuan bisnis di Sydney, Australia, Ross mengatakan, Presiden AS, Donald Trump sebenarnya tidak ingin menggunakan tarif untuk membuat China mengubah praktif perdagangannya, tetapi AS terpaksa harus memberlakukannya karena Beijing tetap ngeyel.

"Kami tidak menyukai tarif, sebenarnya kami lebih suka tidak menggunakannya, tetapi setelah bertahun-tahun berdiskusi dan tidak ada tindakan, tarif akhirnya memaksa Tiongkok untuk memperhatikan masalah kami," kata Ross.

"Kita bisa memiliki kesepakatan dua setengah tahun yang lalu tanpa melalui seluruh tarif pada tarif yang kita miliki," tambahnya.

Keputusan Trump tahun lalu untuk menerapkan tarif terhadap barang-barang China yang memasuki AS telah mengguncang pasar saham global dan menambah ketidakpastian prospek ekonomi internasional.

Administrasi Trump telah mengenakan tarif lebih dari USD360 miliar barang Tiongkok dan berencana untuk mengenakan pajak tambahan impor USD160 miliar pada 15 Desember.

AS juga akan menaikkan tarif barang-barang China senilai USD250 miliar menjadi 30 persen dari 25 persen pada Selasa (15/10).

Washington menuduh Beijing melanggar komitmen perdagangan bebas dengan menggunakan taktik tidak adil untuk memaksa perusahaan asing berbagi teknologi canggih.

"China menolak untuk mengubah perilakunya. Faktanya, praktik perdagangan globalnya semakin memburuk," kata Ross.

"Jika kami bisa membuat Tiongkok mematuhi aturan perdagangan global, setiap negara di dunia akan mendapat manfaat," katanya.

Ross mengatakan kepada para pemimpin bisnis Australia bahwa AS adalah mitra ekonomi paling penting Australia, bukan China.

"China mungkin mengimpor lebih banyak dari Australia daripada AS, tetapi nilai tambahnya bagi ekonomi Australia dan bagi kehidupan orang Australia sangat terbatas," katanya.

Para pejabat tinggi perdagangan dan ekonomi AS dan China akan bertemu di Washington pada Kamis dan Jumat untuk mencoba menyelesaikan sengketa yang meningkat.

Para negosiator tidak membuat kemajuan dalam pembicaraan perdagangan tingkat wakil yang digelar pada Senin dan Selasa di Washington.

KEYWORD :

Perang Dagang Amerika Serikat China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :