Kartu Indonesia Pintar (KIP) | Foto: Muti/Jurnas.com
Jakarta, Jurnas.com - Dalam kunjungan ke Wamena, Papua, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy melakukan percepatan pencairan dana Program Indonesia Pintar (PIP) kepada 87 siswa SD, 423 siswa SMP, 20 siswa SMA, dan 500 siswa SMK.
Sebagai program prioritas pemerintah, PIP dalam bentuk Kartu Indonesia Pintar (KIP) membantu peserta didik yang berasal dari keluarga kurang mampu agar tidak putus sekolah hingga lulus di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
"Kartu ini, anak-anakku, bisa berlaku hingga SMA dan SMK. Jadi kalau sekarang penerima masih SD, nanti melanjutkan SMP juga akan masih mendapatkannya hingga SMA dan SMK. Sehingga tidak boleh putus sekolah," kata Mendikbud pada Rabu (16/10) dalam pernyataannya.
Mendikbud juga berpesan agar para penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) dapat menggunakan dananya secara cermat, hemat dan penuh perhitungan.
"Jangan boros, gunakan sesuai dengan kebutuhan dan gunakan keperluannya untuk sekolah," pesan dia.
Saat ini, KIP diberikan dalam bentuk kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sehingga memudahkan penerima untuk mencairkan dana bantuan pendidikan. Para guru pendamping diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai pemanfaatan fasilitas perbankan tersebut.
"Tidak semua dana PIP harus dibelanjakan, karena itu kalau memang tidak diperlukan boleh ditabung di masing-masing rekening kartunya. Sehingga pada saatnya, jika dibutuhkan bisa digunakan," ujar Mendikbud.
Yoel Gombo misalnya, siswa kelas X SMK YSO Ninabua, Wamena, mengatakan akan menggunakan uang KIP untuk membantu usaha ternak orang tuanya. Dengan demikian, hasil usaha itu bisa digunakan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
"Jadi supaya bisa kuliah, uangnya dari hasil usaha ternak, dari bantuan Pak Menteri," ujar Yoel.
Yoel berharap, pencairan penerimaan KIP dari pusat bisa berjalan lancar. Sebab dengan bantuan tersebut anak-anak Papua bisa bersekolah dengan baik.
KEYWORD :Siswa Wamena Uang KIP Kartu Indonesia Pintar Mendikbud