Ilustrasi Keamanan dan Ketahanan Siber
Washington, Jurnas.com - Amerika Serikat (AS) dilaporkan melepaskan serangan siber terhadap Iran. Kejadian itu hanya sepekan setelah Yaman menggempur kilang minyak utama Arab Saudi.
Dua pejabat AS, yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters, operasi itu terjadi pada akhir September dan menargetkan kemampuan Teheran untuk menyebarkan propaganda.
"Serangan siber sudah mempengaruhi hardware fisik," kata salah satu pejabat itu tanpa menjelaskan secara detail.
Sementara itu, pihak Pentagon menolak memberikan tanggapan soal serangan itu. "Sebagai masalah kebijakan dan untuk keamanan operasional, kami tidak membahas operasi, kecerdasan, atau perencanaan ruang maya," Juru bicara Pentagon, Elissa Smith.
Pada 14 September, angkatan bersenjata Yaman melakukan operasi besar-besaran terhadap dua infrastruktur kilang minyak Aramco. Serangan itu menumpahkan setengah dari produksi minyak Arab Saudi.
Gerakan Yaman Houthi Ansarullah memuji serangan itu. Ia mengatakan, serangan itu merupakan tanggapan terhadap perang yang dipimpin Arab Saudi di negara mereka. Namun, Riyadh dan Washington justru menduing Iran di balik serangan itu.
Menyusul serangan Aramco, media Gedung Putih melaporkan bahwa Washington sedang mempertimbangkan kemungkinan serangan siber terhadap Iran.
Menteri Perminyakan Iran, Bijan Zangeneh mengatakan saat itu bahwa semua perusahaan dan fasilitas industri minyak harus sepenuhnya waspada terhadap ancaman fisik dan dunia maya karena sanksi menargetkan industri perminyakan.
Awal bulan ini, Gholamreza Jalali, kepala Organisasi Pertahanan Sipil Iran yang bertanggung jawab atas keamanan siber, mengatakan negara itu menerapkan langkah-langkah keamanan yang kuat untuk melindungi infrastruktur vitalnya dalam menghadapi serangan siber.
Iran, lanjutnya, juga mengambil tindakan hukum terhadap AS atas serangan dan ancaman dunia maya yang berulang.
Pada bulan Juni, Menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi Iran, Mohammad Javad Azari Jahromi melaporkan serangan siber AS yang gagal terhadap sistem kendali rudal negara itu.
Sebelumnya, AS sudah berusah menyerang fasilitas nuklir Iran. Pada 2010, Stuxnet, senjata dunia maya yang diyakini dibuat AS dan Israel, menghantam sebuah fasilitas pengayaan uranium di Natanz yang diketahui menggunakan virus untuk menyerang mesin industri tersebut.
Teheran kemudian mengembangkan firewall asli guna mengamankan fasilitas industri sensitifnya terhadap Stuxnet.
KEYWORD :Arab Saudi Serang Siber Amerika Serikat Kilang Minyak