Kepulan asap dari kota Tal Thyad di Suriah setelah pemboman Turki, dalam sebuah foto yang diambil dari sisi perbatasan Turki dekat Akcakale di provinsi Sanliurfa pada 9 Oktober 2019. (Foto: AFP)
Ankara, Jurnas.com - Sebuah laporan mengungkapkan, serangan Turki terhadap wilayah yang dikuasai Kurdi di Suriah timur laut menyebabkan lebih dari 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Kepala Observatory Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdel Rahman mengatakan, kenaikan jumlah orang yang melarikan diri karena gelombang perpindahan baru selama beberapa hari terakhir dari daerah sekitar Tal Abyad dan Kobane dan di provinsi Hasakeh.
Ia mengatakan bahwa sebagian besar orang terlantar mengungsi ke daerah yang lebih aman, ada yang tidur di kebun dan lainnya tidur di sekolah yang sudah diubah menjadi tempat penampungan darurat.
Kelompok yang berbasis di Inggris juga mengatakan bahwa pasukan Turki sudah menguasai setengah dari kota Kurdi. "Ada serangan udara intensif di Ras al-Ain selama tiga hari terakhir," kata Abdel Rahman.
Kanselir Jerman, Angela Merkel mengatakan, Jerman tidak akan mengirimkan senjata ke Turki dalam keadaan saat ini, menambahkan bahwa dia telah mendesak Turki beberapa kali untuk mengakhiri ofensif militernya di Suriah utara.
"Dalam beberapa hari terakhir saya sangat mendesak Turki ... untuk mengakhiri operasi militernya melawan militer Kurdi dan saya menekankan itu lagi sekarang," ujar Merkel kepada majelis rendah parlemen Jerman, Kamis (17/10).
"Ini adalah drama kemanusiaan dengan efek geopolitik besar sehingga Jerman tidak akan mengirim senjata ke Turki dalam kondisi saat ini," tambahnya.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Turki mengatakan, lebih dari 673 anggota militan Kurdi tewas selama serangan Turki di wilayah Suriah yang sudah berlangsung sembilan hari.
"Selama operasi militer (musim semi perdamaian) di Suriah utara, tentara Turki menewaskan lebih dari 673 elemen militan teroris yang berasal dari organisasi Kurdi yang berbeda," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Pada 9 Oktober, pasukan militer Turki dan gerilyawan yang didukung Ankara melancarkan invasi lintas-perbatasan yang terancam lama ke timur laut Suriah dalam upaya yang dinyatakan untuk mendorong militan Kurdi dari Unit Perlindungan Rakyat (YPG) menjauh dari daerah perbatasan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Turki tidak akan pernah duduk di meja perundingan dengan militan Kurdi di Suriah. Ia menekankan, operasi militer Ankara di utara negara Arab akan berakhir hanya ketika Kurdi meninggalkan wilayah itu dan membentuk zona aman.
KEYWORD :Observatory Suriah Hak Asasi Manusia Rami Abdel Rahman Serangan Turki