Erick Thohir bersama personil JKT 48
Jakarta, Jurnas.com - Erick Thohir adalah satu-satunya kandidat menteri untuk kabinet pemerintahan Presiden Jokowi-Ma`ruf Amin yang akan membawa kepentingan kelompok pebisnis di tengah hegemoni partai pendukung pemerintah.
Analis Geopolitik Hendrajit menuturkan, keberadaan Erick Thohir ibarat persaingan politik antara kelompok oligarki atau partai pendukung melawan kelompok eksternal yang membawa kepentingan bisnis, setelah gagalnya Sandiaga Uno dalam pertarungan Pilpres.
“Erick Thohir dan Sandiaga Uno sebenarnya sama saja, karena sama-sama Astra Connections. Kelompok Interest Group ini sebenarnya tidak komitmen dengan kekuasaan. Karena bagi mereka, kepentingan bisnis yang utama,” kata Hendrajit, kepada wartawan, Kamis (17/10).
Hendrajit menambahkan, kelompok ini bisa saja berbahaya, namun bisa juga tidak berbahaya. Semuanya tergantung dari cara pandang mana posisi itu dilihat.
Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Muhamad Faisal juga berpendapat sama. Menurutnya, Erick yang memang diketahui memiliki jaringan bisnis yang luas, memang amat rentan dengan konflik kepentingan bisnis pribadi jika menduduki posisi Menteri apapun, termasuk Menteri BUMN.
"Ini akan menuntut Erick Thohir untuk memilah antara kepentingan bisnis pribadinya dengan perusahaan BUMN. Jadi sangat rentan (konflik kepentingan pribadi) menurut saya," ujarnya.
Diketahui, sepanjang dua hari ini Erick Thohir santer disebut sebagai kandidat kuat Menteri BUMN. Posisi itu disebut sejumlah pihak tak sesuai dengan prestasi Erick di dunia pemuda dan keolahragaan.
Kabinet Kerja Presiden Jokowi Erick Thohir