Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu (kanan) dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov, tiba untuk menyaksikan latihan militer Center-2019 di jarak tembak Donguz dekat Orenburg, Rusia, 20 September 2019. (Foto: AP)
Moskow, Jurnas.com - Presiden Rusia Vladimir Putin menyaksikan langsung peluncuran sistem rudal balistik antarbenua yang dapat membawa hulu ledak nuklir selama latihan militer di seluruh wilayah Arktika negara itu.
Kementerian Pertahanan Turki mengatakan, Putin mendatangi pusat kendali pertahanan nasional di ibukota Moskow untuk menyaksikan transmisi video peluncuran sistem rudal balistik antarbenua, yang dikenal sebagai RS-24, RSM-50 dan Sineva.
Peluncuran uji coba itu dilakukan selama latihan militer yang melibatkan 12 ribu tentara Rusia, lima kapal selam nuklir, 105 pesawat terbang dan 213 peluncur rudal di pelabuhan Arktik barat Rusia.
Latihan perang yang dijuluki Grom-19 atau Thunder-19, berakhir pada Kamis (17/10) waktu setempat.
Dalam menyaksikan uji coba tersebut, Putin didampingi Menteri Pertahanan Turki, Sergei Shoigu, yang mengatakan angkatan bersenjata mensimulasikan tugas dalam konflik bersenjata dan perang nuklir.
Shoigu mengatakan, angkatan bersenjata mengerahkan senjata nuklir yang sangat akurat berdasarkan prinsip fisik baru.
Ia menjelaskan, rudal jelajah dan balistik ditembakkan dari Laut Barents dan Laut Okhotsk oleh kapal selam armada utara dan Pasifik.
Mereka mendarat tepat sasaran di lokasi uji coba rudal Kura di Kamchatka timur jauh dan lokasi pengujian Chizha di Rusia barat laut, tambahnya.
Latihan itu dilakukan di Kutub Utara Eropa dan Timur Jauh, wilayah yang dianggap sebagai kepentingan nasional utama Moskow.
Rusia baru-baru ini meningkatkan kehadirannya di Kutub Utara ketika es yang mencair membuka jalur pelayaran dan mengungkapkan kekayaan luar biasa.
Awal tahun ini, ia meluncurkan pembangkit listrik tenaga nuklir terapung pertama di dunia ke kota terpencil Siberia di dekat negara bagian Alaska, AS.
Pada April, Putin mengajukan program untuk membangun pelabuhan dan infrastruktur lainnya di Arktik dan memperluas armada pemecah esnya.
Ia mengatakan pada saat itu bahwa Rusia berencana untuk secara dramatis meningkatkan pengiriman kargo melintasi rute laut Arktik.
Sementara itu, AS merencanakan operasi kebebasan navigasi yang mirip dengan yang ada di Laut Cina Selatan untuk meningkatkan kehadirannya di Atlantik Utara dan Arktik.
Presiden Donald Trump juga melayangkan gagasan untuk membeli Greenland, wilayah Denmark yang otonom, yang terletak di antara Atlantik Utara dan samudra Arktik.
China, sisi lain saat ini tidak merencanakan kehadiran militer di wilayah tersebut. Sebaliknya, ia berfokus pada energi dan sumber daya, melalui investasi di negara-negara Arktik.
Perlombaan saat ini untuk meningkatkan kehadiran di wilayah tersebut terjadi ketika Kutub Utara terganggu oleh gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang mengancam kenaikan global permukaan laut. (Presstv)
KEYWORD :Latihan Militer Vladimir Putin Rudal Balistik