Ketua YKPI Linda Agum Gumelar (Foto: Dok. YKPI)
Samarinda, Jurnas.com – Kanker payudara merupakan momok menakutkan bagi semua orang. Tidak hanya perempuan, laki-laki pun dapat terserang oleh penyebab kematian nomor dua di Indonesia ini.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, angka kejadian kanker payudara pada perempuan merupakan yang tertinggi, dengan 42,1 per 100.000 penduduk. Di peringkat kedua ditempati oleh kanker leher rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk.
Terkait hal ini, Ketua Perhimpunan Ahli Beda Onkologi Indonesia (Peraboi) dr. Walta Gautama meminta masyarakat tidak khawatir. Kendati angka kejadian kanker payudara termasuk tinggi, namun tingkat kesembuhannya juga tinggi, hingga mencapai 90 persen.
“Tentunya angka kesembuhan itu didapat jika pasien datang berobat pada stadium nol. Semakin tinggi stadiumnya maka semakin banyak pula modalitas terapi yang dibutuhkan dan semakin tinggi biaya yang harus dikeluarkan,” terang Walta dalam kegiatan Sosialisasi Dini Kanker Payudara di Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Samarinda pada Jumat (18/10).
Senada dengan hal itu, Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) terus berupaya mendukung program pemerintah dalam menurunkan angka kejadian kanker payudara stadium lanjut di Indonesia, melalui program deteksi dini hingga pelosok tanah air.
Bertepatan dengan Oktober sebagai bulan peduli kanker payudara internasional, Ketua YKPI Linda Agum Gumelar bersama Peraboi melakukan sosialisasi deteksi dini di Samarinda dan Tenggarong, untuk membangun kesadaran masyarakat atas kejadian kanker payudara stadium lanjut.
“Sekaligus mendukung mereka yang tengah berjuang mengalahkan kanker payudara agar tetap semangat dan optimis,” tambah Linda mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabinet Indonesia Bersatu itu penuh semangat.
Linda mengungkapkan, kepedulian masyarakat dan dukungan kepada para penyintas kanker payudara dapat menekan angka kejadian kanker payudara stadium lanjut. Hal ini dirasakan sendiri oleh Linda yang sempat berjuang melawan kanker payudaranya.
“Saya pernah divonis menderita kanker payudara tahun 1996. Tentunya saat itu saya tidak bisa menerima, sedih, marah karena hanya kematian yang terbayang. Namun, dukungan, semangat dan rasa sayang dari keluarga, teman, dan semua orang yang peduli ternyata dapat menjadi obat paling ampuh dalam menemani masa-masa sulit berjuang melawan kanker dan menjalani semua tahapan pengobatan dokter. Tanpa itu semua, saya tidak akan berada di sini,” kata Linda lagi.
Sejak didirikan pada 19 Agustus 2003, YKPI menurut Linda lebih fokus pada upaya-upaya pencegahan, salah satunya dengan cara sosialisasi pentingnya deteksi dini kanker payudara melalui Perika Payudara Sendiri (Sadari), dan mengoperasikan satu-satunya Unit Mobil Mammografi di Indoensia, yang didukung oleh Tim Medis RS Kanker Dharmais sejak 2015.
Linda menyadari penyebaran informasi tentang kanker payudara di Indonesia belum merata, bahkan masih ada mitos-mitos di kelompok masyarakat yang mendorong maraknya pengobatan non medis.
Ada juga sekelompok orang yang masih merasa malu divonis kanker payudara meski baru stadium awal dan memilih mengurung dirinya serta menunda pengobatan medis. “Hal inilah yang juga memicu angka kejadian kanker payudara stadium lanjut tinggi. Untuk itu ayo lakukan SADARI di rumah secara rutin, caranya bisa dilihat di website atau sosial media YKPI seperti Instagram atau facebook. Dan, segera periksakan ke dokter jika ada kelainan pada payudara. Misalnya terasa ada benjolan atau perubahan pada puting. Karena kanker ini tidak ada gejala dan kita tidak akan merasakan sakit pada awalnya, jadi deteksi dini itu penting,” imbau Linda.
Sebelumnya, di RSUD Aji Muhammad Parikesit di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, diselenggarakan pula sosialisasi deteksi kanker payudara dan TOT Sadari.
Ketua pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat dr. Abdul Rachman mengatakan acara sosialisasi tersebut dihadiri oleh 100 peserta perwakilan organisasi dan institusi wanita di Tenggarong.
“Peraboi bekerjasama dengan YKPI berharap agar kegiatan ini nantinya akan terus berlanjut, ditularkan pada ibu-ibu dan organisasi lainnya sehingga informasi tentang kanker payudara akan merata,” ujar ketua bidang pengabdian masyarakat Peraboi tersebut.
KEYWORD :Kanker Payudara YKPI