Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dan Koordinator Forum Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan (Fortadikbud) Syarief Oebaidillah
Jakarta, Jurnas.com - Bertempat di kompleks Stadion Soemantri Brodjonegoro, Muhadjir Effendy menyampaikan salam perpisahan kepada awak media.
Pasalnya, Sabtu (19/10) ini merupakan hari terakhirnya menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), setelah tiga tahun mengemban posisi tersebut menggantikan Anies Baswedan.
"Saya pamit. Ini hari terakhir saya jadi menteri. Kalau ada salah mohon dimaafkan," kata Mendikbud dalam acara perpisahan Muhadjir Effendy dengan Forum Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan (Fortadikbud).
"Kalau wartawan ada salah, sudah saya maafkan," seloroh dia.
Dalam sambutannya, Mendikbud juga memberi bocoran bahwa pelantikan menteri baru akan dilakukan pada Senin, 21 Oktober 2019 nanti, atau satu hari setelah pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada Minggu (20/10) besok.
"Senin ada pelantikan menteri yang baru," ungkap dia.
Lalu apa yang akan dilakukan Muhadjir jika nantinya tidak lagi menjabat sebagai menteri Jokowi?
"Saya kan dosen. Ya, jadi dosen. Sekolah lagi untuk post-doctoral. Saya anggap tiga tahun ini sekolah. Saya akan mengajar di Universitas Negeri Malang, karena saya guru besar di sana," jelas Muhadjir.
Meninggalkan Kemdikbud, Muhadjir memiliki sejumlah program yang dia harapkan menjadi prioritas menteri selanjutnya.
Program-program tersebut antara lain, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang sudah memiliki payung hukum; Program Indonesia Pintar (PIP) yang tepat sasaran; dan Revitalisasi SMK.
"Saya titip lebih banyak yang dapat KIP di Nduga (Papua). Kalau bisa semua siswa SD di Nduga dapat KIP," ujar mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut.
KEYWORD :Mendikkbud pamit Muhadjir Effendy Kabinet Jokowi