Suasana penguburan mayat para korban bom bunuh diri di masjid Afghanistan
Jakarta, Jurnas.com - Korban tewas akibat pemboman masjid di Afghanistan naik menjadi 73 orang pada Sabtu ketika desa dari sekitar 70 keluarga menguburkan keluarga mereka yang meninggal dunia.
Pemboman terjadi di desa Jawdara di Afghanistan timur. Desa itu sudah berjuang setelah militan ISIS memotong pasokan air awal tahun ini. Pemakaman diadakan hari Sabtu dengan ratusan hadirin.
The Times melaporkan bahwa ledakan itu terjadi ketika seorang pelaku bom bunuh diri datang ke masjid selama sholat jumat.
"Desa itu hancur," kata pemimpin agama setempat Mawlawi Sadaqat, yang memimpin sholat selama pemakaman dilansir UPI.
"Setiap rumah meninggalkan anak yatim," tambahnya.
Para wanita di desa itu menggali mayat dari puing-puing dengan bantuan orang-orang dari daerah tetangga di provinsi Nangarhar.
Satu-satunya dokter di desa itu, Mohammed Aref, bersama dengan beberapa anggota keluarganya, dan dua guru, termasuk di antara para korban. Dua puluh tiga dari 73 korban adalah remaja atau lebih muda.
Ledakan itu juga melukai sedikitnya 36 orang ketika para jemaah berkumpul untuk salat Jumat. Lebih dari 100 orang telah beribadah pada saat ledakan, kata penduduk desa di sekitar distrik Haskamena.
Warga desa Gulab Shinwari mengatakan dia melihat "pemandangan yang memilukan" ketika dia tiba di lokasi ledakan.
Taliban telah membantah bertanggung jawab atas serangan itu, dengan juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, mengutuk itu sebagai kejahatan serius.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres "sangat" mengutuk serangan itu, dengan juru bicara kantornya mengatakan harus ada pertanggungjawaban.
Pada hari Kamis, PBB menekankan perlunya berbuat lebih banyak untuk menangani korban sipil, yang mencapai rekor tertinggi, menurut Misi Bantuan PBB dalam angka kuartal ketiga Afghanistan.
KEYWORD :Bom Bunuh Diri Masjid Afghanistan