Sabtu, 23/11/2024 09:42 WIB

Penerbangan Terjauh New York-Sydney Berakhir Selamat

Penerbangan itu sekaligus digunakan sebagai penelitian untuk melihat bagaimana perjalanan pesawat komersial terpanjang di dunia selama hampir 20 jam berdampak pada pilot, kru, dan penumpang.

Qantas Airlines (Foto: Time)

Melbourne, Jurnas.com - Maskapai Australia Qantas menyelesaikan misi uji coba penerbangan terjauh pada Minggu (20/10) dari New York ke Sydney.

Penerbangan itu sekaligus digunakan sebagai penelitian untuk melihat bagaimana perjalanan pesawat komersial terpanjang di dunia selama hampir 20 jam berdampak pada pilot, kru, dan penumpang.

Mengangkut 50 penumpang dan kru, Qantas 7879 Boeing 787-9 Dreamliner baru mendarat di Sydney pada Minggu pagi, setelah menempuh penerbangan sejauh 16.200 kilometer yang berlangsung selama 19 jam 16 menit.

Rekor penerbangan jauh sebelumnya dipegang oleh Singapore Airlines, yang melakukan perjalanan sekitar 18 jam dari Singapura ke New York. Maskapai tersebut beroperasi setiap hari antara Bandara Changi Singapura dan Bandara Internasional Newark Liberty.

"Ini adalah momen yang sangat bersejarah bagi Qantas, momen yang benar-benar bersejarah untuk penerbangan Australia dan momen yang sangat bersejarah untuk penerbangan dunia," kata Chief Executive Officer Qantas, Alan Joyce, dikutip dari CNA.

Dengan permintaan untuk perjalanan udara yang berkembang pesat dan kinerja pesawat meningkat, operator semakin mencari perjalanan jarak jauh. Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memperkirakan jumlah penumpang tahunan di seluruh dunia akan tumbuh dari 4,6 miliar tahun ini menjadi 8,2 miliar pada 2037 mendatang.

Untuk memberikan jangkauan yang dibutuhkan pesawat, penerbangan Qantas berangkat dengan bahan bakar maksimum, penumpang dan bagasi terbatas, serta tanpa kargo.

Tujuannya ialah untuk mengumpulkan data, dengan tim peneliti memantau masalah pencahayaan, aktivitas, pola tidur dan konsumsi penumpang, dan tingkat melatonin para awak. Mereka juga melacak pola gelombang otak pilot, yang dilengkapi untuk penerbangan dengan perangkat pemantauan otak.

Menurut Qantas, tujuan penelitian ini ialah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, meminimalkan jet lag dan mengidentifikasi istirahat kru yang optimal serta periode kerja.

"Penerbangan ini sangat sukses dari dua komponen, yang pertama adalah penelitian," ujar Kapten Qantas Sean Golding.

"Dan juga prestasi jarak, penerbangan tadi malam adalah 16.200 km. Kami mengudara selama 19 jam dan 16 menit, dan kami mendarat di sini di Sydney dengan bahan bakar 70 menit yang nyaman," imbuh dia.

Ke depan, Qantas juga berencana menguji penerbangan tanpa henti kedua dari London ke Sydney dan berharap untuk membuat keputusan pada akhir tahun apakah mereka akan memulai rute, yang akan dimulai pada 2022 atau 2023.

KEYWORD :

Penerbangan Terjauh Qantas Airways




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :