Sabtu, 23/11/2024 08:52 WIB

NASA Ajak Negara Lain "Patungan" ke Bulan

Kepala NASA Jim Bridenstin mengatakan, ini bisa menjadi torehan sejarah bagi negara-negara tersebut, untuk menginjakkan kaki di Bulan untuk kali pertama.

NASA

Washington, Jurnas.com - Badan Antariksa Amerika Serikat (AS) NASA membuka peluang bagi negara lain untuk berpartisipasi dalam penerbangan ke Bulan.

Kepala NASA Jim Bridenstin mengatakan, ini bisa menjadi torehan sejarah bagi negara-negara tersebut, untuk menginjakkan kaki di Bulan untuk kali pertama.

"Saya pikir ada banyak ruang di bulan, dan kami membutuhkan semua mitra internasional kami untuk pergi bersama kami ke Bulan," kata Jim dilansir dari CNA pada Selasa (22/10).

"Jika kita dapat mencapai kesepakatan tentang kontribusi semua negara dan bagaimana mereka akan menjadi bagian dari arsitektur, maka tentu saja saya akan melakukannya, saya akan melihat bahwa tidak ada alasan kita tidak dapat memiliki semua mitra internasional kami bersama kami di bulan," tambahnya.

Antariksa Amerika mengembangkan pesawat ruang angkasa (Orion) dan stasiun ruang angkasa mini (Gateway) yang akan tetap berada di orbit bulan, yang secara teori akan digunakan untuk misi kru pertama pada tahun 2024, Artemis 3.

Hanya satu elemen misi yang akan diproduksi di luar AS, yakni Modul layanan Orion yang akan memasoknya dengan listrik, tenaga penggerak, kontrol termal, udara dan air di ruang angkasa dan sedang dikirim oleh European Space Agency (ESA). Hanya setelah Gateway diperluas, non-Amerika akan dapat melakukan perjalanan juga.

"Kami juga dalam pembicaraan dengan NASA, sehingga kami memiliki astronot Eropa di permukaan Bulan. Ini tentu saja niat Eropa," kata Jan Worner, kepala ESA.

"2024 pasti sesuatu yang murni Amerika," katanya kemudian kepada AFP. Untuk orang Eropa, bisa jadi "2027, 2028, sesuatu seperti itu."

Untuk bagiannya, Jepang juga ingin mengambil keuntungan dari program AS yang baru untuk menulis bab baru dalam sejarahnya sendiri.

"Ini pertanyaan yang sangat sederhana bagi saya karena JAXA ingin mengirim astronot Jepang ke permukaan Bulan," kata Hiroshi Yamakawa, presiden Badan Eksplorasi Luar Angkasa Jepang.

Pembangunan ISS pada akhir 1990-an dan 2000-an muncul untuk mengantar era baru kerja sama antariksa antara AS dan Rusia setelah Perang Dingin, tetapi kali ini, Washington tidak berminat untuk bekerja dengan saingan geopolitik.

Secara khusus, Kongres AS secara eksplisit melarang kerja sama dengan China, ekonomi terbesar dunia dan kekuatan ruang angkasa yang muncul.

Selama pidatonya meresmikan konferensi selama seminggu, Wakil Presiden Mike Pence mengulangi tujuh kali bahwa AS ingin bekerja dengan "negara-negara yang mencintai kebebasan."

KEYWORD :

NASA Luar Angkasa Bulan Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :