Sabtu, 23/11/2024 10:56 WIB

Erdogan Desak AS Serahkan Pimpinan Teroris kepada Turki

Erdogan menuturkan bahwa setiap buronan yang dicari dengan daftar merah harus diproses dengan hukum internasional.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (Foto: AP)

Ankara, Jurnas.com  - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mendesak Amerika Serikat (AS) menyerahkan Mazlum Abdi, komandan milisi Pasukan Demokrat Suriah (SDF) yang masuk daftar merah di Suriah.

Pada wawancara eksklusif dengan stasiun TRT,  Erdogan mengingatkan bahwa tugas utama NATO yang tertera pada pasal 1 perjanjian pakta, setiap anggota memiliki kewajiban untuk melindungi satu sama lain terhadap serangan apa pun.

Menurut Erdongan, sekarang situasi sangat tidak bisa diterima karena para pemimpin organisasi teroris melakukan pertemuan dengan Jerman dan Prancis. Begitu juga yang dilakukan pejabat AS.

"Lalu sekarang kami berkata `Apa maksudnya ini?` Di satu sisi kita berbicara tentang melawan teror, di sisi lain, yang amat disayangkan, kalian membuka pintu dan duduk di meja bersama mereka," tegas Erdogan.

Erdogan menuturkan dirinya telah memberitahu langsung kepada Trump tentang keresahan negaranya terkait hubungan barat dengan organisasi teroris di Suriah utara.

"Kami tersinggung pada Anda sekarang," ungkap Erdogan merujuk pada AS yang tidak dapat memberikan komentar apa-apa tentang keresahan Turki.

"Orang yang berkode Mazlum adalah teroris yang sudah dicari (oleh Interpol) dengan daftar merah. Itu apa artinya? Kami memiliki perjanjian ekstradisi dengan AS. Untuk itu Amerika harus menyerahkan orang ini kepada kami," tegas Erdogan.

Erdogan menuturkan bahwa setiap buronan yang dicari dengan daftar merah harus diproses dengan hukum internasional.

Erdogan mengatakan dirinya sudah menteri Menteri Kehakiman Turki untuk mengirim surat kepada AS, terkait wacana otoritas AS akan bertemu dengan pemimpin organisasi teroris tersebut.

"Kami sedang berupaya soal itu," lanjutnya.

Erdogan memberikan penilaiannya terkair Operasi Mata Air Perdamaian, yang dilancarkan oleh Angkatan Bersenjata Turki di sebelah timur Sungai Eufrat, Suriah.

"Karena ada banyak mata air di sana (sebelah timur Sungai Eufrat), kami menyebutnya (operasi) Mata Air Perdamaian," tuturnya.

Erdogan juga menambahkan negaranya dapat mengendalikan area Suriah sedalam 32 kilometer dari perbatasannya untuk menempatkan para warga Suriah.

"Setelah mengambil alih kawasan ini, masyarakat yang tinggal di sana kini dapat menemukan ketenangan dan berelaksasi," tutur Erdogan.

KEYWORD :

Recep Tayyip Erdogan Amerika Serikat Mazlum Abdi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :