Sekretaris jendral gerakan perlawanan Libanon Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, menyampaikan siaran pidato dari ibukota Lebanon, Beirut, pada 25 Mei 2019.
Lebanon, Jurnas.com - Sekretaris jendral gerakan perlawanan Lebanon, Sayyed Hassan Nasrallah mewaspadai gerakan menyusup di tengah demonstrasi anti-pemerintah yang sedang berlangsung atas krisis ekonomi negara itu.
"Kami memiliki informasi bahwa skema anti-perlawanan sedang dipersiapkan untuk Lebanon. Beberapa pihak mengeksploitasi protes untuk mengimplementasikan agenda asing," kata Nasrallah dalam pidatonya kepada para pendukungnya di ibukota Lebanon, Beirut, Jumat malam.
"Tuntutan sosial dan mata pencaharian sudah dialihkan untuk menargetkan perlawanan (gerakan Hizbullah). Beberapa protes dibiayai kedutaan dan pihak-pihak yang mencurigakan. Elemen-elemen tertentu berusaha memantik ketegangan politik di Lebanon dalam upaya menciptakan kekosongan politik di negara itu," katanya.
"Lebanon telah memasuki fase berbahaya. Ada prospek bahwa negara kita akan menjadi sasaran politik oleh kekuatan internasional dan regional," sambungnya.
Kepala Hizbullah lebih lanjut menggarisbawahi, beberapa orang bahkan setelah konfrontasi militer antara Iran dan Amerika Serikat (AS) dengan harapan mengubah persamaan regional dan menggambar kembali peta Timur Tengah.
"Apa yang dimulai secara spontan (di Lebanon) telah banyak dieksploitasi oleh partai-partai politik. Memblokir jalan adalah sesuatu yang normal pada awal protes, tetapi beberapa tindakan tidak dapat diterima," kata Nasrallah.
Ia menekankan bahwa Hizbullah tidak akan menerima pengunduran diri dari pemerintahan saat ini dan pemilihan awal parlemen. "Kami terbuka untuk solusi apa pun tanpa menggunakan kekosongan politik karena itu akan menjadi bencana bagi negara," kata Nasrallah.
Sekretaris Jenderal Hizbullah menambahkan bahwa gerakannya tidak dapat menerima pemilihan parlemen dini karena ini adalah masalah yang rumit.
"Kami melindungi negara dari kekosongan politik, yang dapat menyebabkan kemunduran. Tugas kita adalah melindungi negara dan rakyat kita," kata Nasrallah.
Kepala Hizbullah kemudian meminta para pemrotes untuk menunjuk seorang wakil untuk membahas tuntutan mereka dengan Presiden Lebanon, Michel Aoun.
"Protes rakyat menunjukkan, orang-orang sudah mendapatkan kembali kepercayaan diri, dan menyimpan harapan perubahan mendasar. Pemerintah berkomitmen melaksanakan reformasi yang diumumkan pada tanggal jatuh tempo. Hizbullah tidak akan membiarkan penundaan implementasi itu," katanya.
Sekretaris Jenderal Hizbullah kemudian menyebut pemecatan paket reformasi yang disepakati oleh pemerintah Lebanon sebagai salah dan mencurigakan.
"Hizbullah tidak dapat mengambil bagian dalam protes karena mereka harus jauh dari afiliasi politik. Kami telah menekankan bahwa Hizbullah menghormati aksi unjuk rasa," kata Hizbullah.
KEYWORD :Sayyed Hassan Nasrallah Demo Anti Pemerintahan