Beberapa wilayah sentra produksi pangan mulai menghadapi ancaman kekeringan dan gagal panen.
Jakarta, Jurnas.com – Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa beberapa daerah akan menikmati musim panas lebih lama lagi hingga November 2019.
"Kecuali untuk wilayah Sumatera dan Kalimantan yang sudah dimulai sejak pertengahan Oktober 2019," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulisnya, Kamis (31/10).
Dwikorita mengatakan El Nino tahun ini terjadi amat lemah dan berakhir pada Juli lalu. Kondisi netral ini, terus berlanjut hingga penghujung 2019.
Sementara, kata Dwikorita, suhu permukaan laut amat di perairan Indonesia bagian selatan dan dan barat amat rendah, sehingga pembentukan awan yang memicu hujan menjadi minim.
Dampaknya, kata Dwikorita, Indonesia mengalami musim kemarau panjang dan kekeringan pada tahun ini. Sehingga, masyarakat kesulitan mengakses air bersih, kebakaran hutan dan lahan, serta suhu panas.
Dwikorita mengatakan, musim hujan akan berakhir pada Maret 2020, khususnya untuk wilayah Sumatera dan Kalimantan bagian Utara.
Puncak musim hujan, lanjut Dwikorita, akan terjadi sepanjang Januari-Februari 2020.
Karena itu, Dwikatro mengimbau masyarakat agar mewaspadai bencana hidrometrologi yang berpotensi terjadi di musim hujan, seperti banjir, tanah longsor, angin kencang dan puting beliung.
KEYWORD :Musim Hujan Musim Kemarau Dwikorita Karnawati