Demonstran terlihat selama protes untuk menuntut pihak berwenang membatalkan RUU ekstradisi yang diusulkan, di Hong Kong, Cina, pada tanggal 28 April 2019. (Foto oleh Reuters)
Hong Kong, Jurnas.com - Demonstran anti-pemerintah Hong Kong memadati pusat perbelanjaan, disertai bentrokan dengan polisi dalam aksi protes yang berlangsung pada Minggu (3/11).
Demonstran yang membentuk rantai manusia di mal Cityplaza, Taikoo Shing, berubah menjadi konflik berdarah dengan polisi, di mana massa berlarian naik-turun eskalator.
Polisi mengatakan pengunjuk rasa telah merusak sejumlah restoran, setelah menyanyikan slogan-slogan yang damai.
Dikutip dari Associated Press, beberapa orang terluka, seorang pria dengan kaus putih dipukuli dengan tongkat oleh pengunjuk rasa. Seorang lelaki lain berbaring di atas genangan darah di trotoar.
Anggota dewan distrik Andrew Chiu kabarnya termasuk di antara korban terluka, di mana bagian telinganya digigit.
"Polisi ini bukan seperti dulu," kata Julie, 24, sambil memberi jari tengah pada polisi. "Mereka datang ke sini dan memukul kami. Itu tidak benar."
Sebelumnya, para pengunjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong, bertempur melawan polisi di pulau utama wilayah itu pada Sabtu (2/11), karena geram terhadap para pemimpin Partai Komunis di Beijing, dan merasa campur tangan China dengan kebebasan Hong Kong.
Hong Kong Aksi Protes