Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Brussels, Belgia pada 11 Desember 2017 (Foto: Dursun Aydemir/Anadolu Agency)
Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah Israel menyetujui pembangunan kereta gantung di Yerusalem, yang memicu kritik tentang biaya dan implikasinya pada sengketa tanah dengan Palestina.
Menteri Keuangan Israel Moshe Kahlon pada hari Senin mengumumkan mobil kabel akan membawa 3.000 orang per jam ke Kota Tua di kedua arah dari Stasiun Pertama Yerusalem ke Tembok Barat .
Menteri Urusan Yerusalem Ze`ev Elkin mengatakan proyek itu merupakan upaya strategis untuk mempromosikan pariwisata di kota.
"Langkah demi langkah, kami mengubah visi menjadi kenyataan baru," kata Elkin dilansir UPI.
Kereta gantung yang panjangnya hampir satu mil akan menyeberang ke bagian timur Yerusalem , yang diidentifikasi Palestina dan banyak negara lain sebagai wilayah pendudukan.
Gubernur Otoritas Palestina Yerusalem Adnan Ghaith menggambarkan kereta gantung itu sebagai "proyek Zionis" oleh pemerintah Israel.
"Mereka mulai dengan terowongan bawah tanah dan sekarang mereka ingin menghakimi langit dan mengubah setiap simbol Arab di kota - batu, pohon dan orang-orang," katanya.
Organisasi non-pemerintah Israel Emek Shaveh juga mengkritik keputusan pemerintah untuk menyetujui proyek tersebut sementara gagal menyetujui dana lain "untuk orang cacat dan kesehatan" ketika negara itu berusaha membentuk pemerintah persatuan.
"Menurut pendapat kami, pemerintah transisi tidak berwenang untuk menyetujui proyek-proyek nasional sebesar ini dengan implikasi politik yang signifikan untuk Yerusalem," kata kelompok itu.
"Banding ke Pengadilan Tinggi dimaksudkan untuk mencegah dampak destruktif yang akan terjadi pada kereta gantung di lanskap Kota Tua dan pada situasi politik yang rapuh di Yerusalem."
KEYWORD :Kereta Gantung Pemerintah Israel Warga Palestina