Sabtu, 23/11/2024 21:01 WIB

Kedok Israel Gempur Palestina di Gaza

Israel melancarkan serangan udara untuk membunuh komandan Jihadis Islam.

Seorang demonstran Palestina menggunakan raket untuk mengembalikan tabung gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan Israel selama protes menuntut hak untuk kembali ke tanah air mereka di perbatasan Israel-Gaza di Jalur Gaza selatan (Foto: REUTERS / Ibraheem Abu Mustafa

Yerusalem, Jurnas.com - Serangan udara Israel kembali menewaskan 9 warga Palestina di Gaza pada Rabu (13/11).

Sembilan korban tewas tersebut menambah jumlah tewas menjadi 19 sejak Israel melancarkan serangan udara untuk membunuh komandan Jihadis Islam.

Sejak pagi hari, militan Gaza menembakkan roket ke Israel dan militer Israel menyerang dari udara, setelah sempat berhenti.

Mayat enam orang yang tewas di Kota Gaza dievakuasi ke rumah sakit Shifa dengan taksi dan ambulans. Petugas medis dan saksi mengatakan, mereka adalah warga sipil yang tinggal di lingkungan padat penduduk.

Dari salah satu anggota keluarga mengatakan, seorang ayah dan putranya termasuk di antara yang tewas dan seorang putra lainnya terluka parah.

"Mereka memulai ini, kami tidak ingin perang," kata seorang kerabat yang berduka.

Militer Israel mengatakan, pihaknya kembali menyerang target Jihadis Islam di Jalur Gaza. Serangan udara meledakkan setidaknya tiga awak peluncur roket.

Jihadis Islam membenarkan bahwa dua gerilyawannya tewas dalam serangan terpisah di selatan Kota Gaza pada pagi hari. Para petugas medis kemudian mengatakan, pria lain tewas serangan udara saat mengendarai sepeda motor.

Konflik meletus pada Selasa setelah Israel membunuh Abu Al-Atta, seorang komandan senior kelompok militan Jihadis Islam yang didukung Iran. Ia sebut otak yang merencanakan serangan terhadap Israel.

Menanggapi pembunuhan Atta dan istrinya, Jihadis Islam menembakkan sekitar 200 roket ke Israel pada hari Selasa, dilanjutkan pada Rabu pagi.

Meskipun ada upaya para diplomat untuk memulihkan ketenangan, seorang pejabat Jihadis Islam mengatakan kepada Reuters, kelompoknya mengatakan kepada para mediator bahwa mereka bermaksud melanjutkan serangan balasannya.

"Upaya untuk memulihkan ketenangan tidak berhasil, Jihad Islam melihat bahwa inilah saatnya untuk menanggapi kebijakan pembunuhan, yang dihidupkan kembali oleh musuh Zionis," kata pejabat itu, yang meminta tidak disebutkan namanya.

"Musuh akan membayar harga kebodohannya dan kami bertekad untuk menghadapi agresi ini dengan sekuat tenaga," tambahnya.

Namun tidak ada tanda-tanda, Hamas, kelompok Islam yang jauh lebih besar yang mengendalikan Gaza, cenderung ditarik ke medan perang.

Hamas dan Israel berhasil menjinakkan eskalasi sebelumnya dan menghindari konflik skala penuh selama lima tahun terakhir, setelah bertempur tiga perang dari 2008-2014.

KEYWORD :

Israel Teroris Israel Teroris Jihadis Islam Yerusalem




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :