Aktivis anti-rezim Saudi yang dipenjara, Hussein Ali Abdulaziz Al Ribh meninggal di Penjara Pusat Dhahban dekat kota pelabuhan Laut Merah Jeddah pada 13 November 2019. (Foto: Twitter)
Riyadh, Jurnas.com - Seorang aktivis anti-rezim yang dipenjara dari Provinsi Timur yang kaya minyak dan berpenduduk Syiah di Arab Saudi dilaporkan sudah tewas.
Tewasnya aktivis tersebut dikaitkan dengan tindakan keras Pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman terhadap para pegiat pro-demokrasi, para ulama Muslim dan kaum intelektual terus berada di kerajaan itu.
Sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada Nabaa, Hussein Ali Abdulaziz Al Ribh meninggal di Penjara Pusat Dhahban dekat kota pelabuhan Jeddah di kota Laut Merah, Rabu malam.
Stasiun televisi yang berbasis di London dan berbahasa Arab itu mengatakan, keadaan kematiannya masih belum diketahui hingga saat ini.
Pria berusia 38 tahun itu, seorang penduduk kota al-Awamiyah di wilayah al-Qatif di Provinsi Timur, menyelamatkan seorang istri dan dua putra, bernama Fares dan Ridha.
Awal 16 Agustus 2017, puluhan agen rezim Arab Saudi yang dilengkapi senjata di atas kendaraan militer, menggerebek rumah keluarga Al Ribh, dan menghancurkan pintu rumah dengan bahan peledak.
Mereka dilaporkan membawa anggota keluarga ke sudut rumah dengan todongan senjata, dan kemudian mengambil Al Ribh tanpa surat perintah penangkapan dan memberikan pembenaran.
Provinsi Timur telah menjadi tempat demonstrasi damai sejak Februari 2011. Para pengunjuk rasa menuntut reformasi, kebebasan berekspresi, pembebasan tahanan politik, dan diakhirinya diskriminasi ekonomi dan agama terhadap wilayah kaya minyak.
Protes disambut dengan tindakan keras pemerintah. Pasukan pemerintah meningkatkan langkah-langkah keamanan di seluruh provinsi.
Selama beberapa tahun terakhir, Riyadh juga mendefinisikan kembali undang-undang anti-terorisme untuk menargetkan aktivisme.
Pada Januari 2016, otoritas Saudi mengeksekusi ulama Syiah Sheikh Nimr Baqir al-Nimr, yang merupakan pengkritik keras rezim Riyadh. Nimr telah ditangkap di Qatif, Provinsi Timur, pada 2012.
KEYWORD :Arab Saudi Ulama Syiah Mohammed bin Salman